Catat! Sejak 2018, RI dengan Negara Ini Sepakat Buang Dolar

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 06/04/2023 18:48 WIB
Foto: Cover Topik/ RI Kekeringan Dolar AS/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Transaksi bilateral Indonesia dengan negara mitra dagang dan investasi, menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS) sudah berjalan sejak 2018, yakni dengan Malaysia dan Thailand.

Local Currency Settlement (LCS) adalah penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing negara di mana setelmen transaksinya dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah negara masing-masing.

Bank Indonesia (BI) menginisiasi kerja sama LCS pada 2018 dengan Malaysia dan Thailand untuk mendorong penggunaan mata uang lokal oleh pelaku usaha dalam penyelesaian transaksi perdagangan bilateral kedua negara.


Selanjutnya, pada Agustus 2020 kerja sama serupa juga diimplementasikan dengan Jepang.

"Kerja sama ini dilakukan juga untuk mendorong penggunaan mata uang lokal (rupiah, ringgit, baht, yen) secara lebih luas untuk setelmen transaksi bilateral antara Indonesia dengan Malaysia, Thailand, dan Jepang," jelas BI dalam laman resminya, dikutip Kamis (6/4/2023).

Kemudian, pada 6 September 201, kerjasama LCS juga efektif diimplementasikan dengan China.

Kerangka kerja sama LCS antara Indonesia dan China meliputi antara lain penggunaan kuotasi nilai tukar secara langsung dalam transaksi antara mata uang rupiah dan yuan, serta relaksasi regulasi tertentu untuk mendorong penggunaan mata uang lokal.

BI mengungkapkan, implementasi LCS telah memberikan banyak manfaat untuk Indonesia dan negara bilateral, diantaranya biaya konversi transaksi menjadi lebih efisien, tersedianya alternatif pembiayaan ekspor/direct investment dalam mata uang lokal.

Manfaat LCS lainnya yakni tersedianya alternatif instrumen hedging dalam mata uang lokal, dan (iv) diversifikasi eksposur mata uang yang digunakan dalam penyelesaian transaksi.

BI menyebut, alasan dilakukannya kerja sama LCS antara Bank Indonesia dengan otoritas lain, adalah dominasi dolar AS dalam pasar keuangan domestik masih sangat tinggi.

Penggunaan mata uang dolar AS sebagai settlement currency dalam transaksi perdagangan bilateral Indonesia dengan negara mitra dagang hingga saat ini masih dominan, yaitu di atas 90% pada transaksi ekspor dan di atas 85% pada transaksi impor.

Dalam struktur ekonomi Indonesia, dominasi dolar AS sebagai settlement currency dalam perdagangan Indonesia dengan berbagai mitra dagang menimbulkan ketergantungan ekonomi yang tinggi terhadap dolar AS, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko kerentanan eksternal ekonomi Indonesia terhadap shock yang bersumber dari dinamika ekonomi global.

Ketergantungan yang tinggi terhadap dolar AS setiap berita terkait kerentanan ekonomi global akan mendorong pelaku pasar keuangan bereaksi.

Hal tersebut dapat berdampak pada stabilitas makroekonomi Indonesia, yaitu melalui jalur volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Bagi pelaku usaha, volatilitas nilai tukar rupiah dapat mempengaruhi stabilitas bisnis karena kewajiban pembayaran utang luar negeri atau perdagangan menjadi sulit diprediksi.

Sementara dalam skala besar perekonomian, stabilitas nilai tukar menjadi ukuran penting untuk mendukung pertumbuhan dunia usaha secara berkelanjutan.


(cap/cap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI Tahan Suku Bunga - Trump Pamer Hp Murah