
AS Cabut di Proyek Kesayangan Jokowi, Kadin Ungkap Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan asal Amerika Serikat yakni Air Products and Chemicals, Inc memutuskan untuk mundur dari proyek kerja sama hilirisasi batu bara di Indonesia. Hal itu cukup disayangkan lantaran proyek hilirisasi merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN)
Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Minerba, Arya Rizqi Darsono menyayangkan Air Products mundur dari proyek kerja sama dengan PTBA terkait gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether. Pasalnya, proyek ini dinilai bisa menjadi sumber energi alternatif pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang selama ini banyak dipenuhi dari impor.
"Mungkin ada ketidakcocokan hitung-hitungan atau keekonomian dari proyek ini seperti kita ketahui bersama harga batu bara kan sedang tinggi di atas US$ 150, mungkin memang masih belum ada angka cocok antara PTBA dengan Air Products," ujarnya dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia, dikutip Selasa (4/4/2023).
Di sisi lain, Arya menyadari proyek hilirisasi batu bara juga membutuhkan insentif fiskal selain royalti nol persen. Misalnya seperti tax holiday atau adanya fasilitas pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Menurut Arya teknologi untuk mengimplementasikan hilirisasi batu bara di dalam negeri saat ini masih cukup banyak bergantung dengan pihak luar. Sehingga ia mengakui masalah teknologi ini menjadi tantangan tersendiri.
"Jadi mungkin teknologi masih mahal di sisi lain kita ingin menurunkan impor LPG 1 juta ton per tahun. DME untuk gantikan impor LPG tetapi balik lagi saya yakin keekonomiannya belum ketemu antara PTBA dan Air Products," kata dia.
Seperti diketahui, Air Products and Chemicals, Inc rupanya tidak hanya keluar dari proyek kerjasama dengan PTBA dan Pertamina terkait gasifikasi batubara menjadi dimethyl ether. Bahkan perusahaan juga memutuskan untuk hengkang dari proyek hilirisasi batu bara lainnya di Indonesia.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca AS Hengkang, Proyek Kesayangan Jokowi Dikaji Ulang