Demi Tambang Berkelanjutan, Agincourt Turunkan Produksi Emas

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
02 April 2023 13:55
FILE - In this Aug. 12, 2015, file photo, Environmental Protection Agency contractors repair damage at the site of the Gold King mine spill of toxic wastewater outside Silverton, Colo. The Environmental Protection Agency had no rules for working around old mines when the agency inadvertently triggered the massive spill from the Colorado mine that polluted rivers in three states, government investigators said Monday, June 12, 2017. (AP Photo/Brennan Linsley, File)
Foto: Ilustrasi Tambang Emas (AP/Brennan Linsley)

Yogyakarta, CNBC Indonesia - PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola tambang emas Martabe di Sumatera Utara tengah meninjau langkah produksi tambang yang baik, terutama untuk pengelolaan keanekaragaman hayati. Dengan begitu perusahaan pun bisa menerapkan prinsip penambangan berkelanjutan.

Wakil Presiden Direktur Agincourt Resources, Ruli Tanio mengatakan demi mewujudkan tujuan tersebut, perusahaan pun menurunkan kecepatan penambangan dan memperlambat operasi tambang emas.

"Kami sengaja menurunkan speednya untuk beri kesempatan improvement baik dari sisi policy, SOP, pelatihan staf, sehingga awareness keanekaragaman hayati bisa lebih baik," ujar Ruli saat ditemui pers di sela sela Penganugerahan OlympiAR 2022, Sabtu (1/4/2023).

Target produksi emas Martabe harus sedikit menurun walaupun sebenarnya pihaknya bisa terus menggenjot lebih banyak produksi emas. Agincourt kini menargetkan 200 ribu ounces produksi Martabe di 2023, menurun dari produksi tahun lalu sebesar 286 ribu ounces.

Ruli mengatakan hingga kuartal I-2023, produksi emas Martabe masih sesuai ekspektasi. Artinya, jika target tahunan 200 ribu ounces, berarti saat ini Agincourt telah memproduksi sekitar 50 ribu ounces Martabe di kuartal I-2023.

"Mungkin realisasinya 100% dari total tahunan. Memang ada sedikit distorsi karena kita mengurangi target produksi tapi secara target tercapai," jelasnya.

Adapun biaya produksi Martabe dalam satu tahun berkisar US$ 1.000 dolar per ounces.

"Jadi kalau harga jual emas di 1.500-1.600 kita masih punya marjin sekitar 600 dolar per ounces," tambahnya.

Lebih lanjut, Ruli juga mengungkapkan alokasi belanja modal atau capex tahun ini. Dia menuturkan bahwa setiap tahun perusahaan menggelontorkan kisaran US$ 100-150 juta yang digunakan untuk perbaikan, improvement, eksplorasi, maupun demi menjaga sustainability. Hingga saat ini, Agincourt telah mengeksplorasi lahan sebesar 130 ha dengan 9 prospek wilayah tambang.

"Dari 9 itu hanya 1 yang jadi tambang, yaitu Martabe. Lainnya belum selesai," pungkasnya.

Tantangan Pertambangan

Sektor pertambangan menurut Ruli kini menghadapi tantangan dan paradoks. Di satu sisi mineral yang ada diperlukan untuk ekonomi masyarakat dunia yang lebih hijau. Namun, di sisi lain dunia memerlukan industri tambang berkelanjutan, terutama dari sisi lingkungan.

"Kita perlu solar panel, kita perlu turbin angin untuk men-generate renewable energy, itu tidak bisa dilepaskan dari mineral," ujarnya saat ditemui media di sela sela Penganugerahan OlympiAR 2022, Sabtu (1/4/2023).

Paradoks ini pun memberikan tantangan besar bagi dunia tambang. Di satu sisi produsen harus menggenjot produksi, tapi di sisi lain peningkatan produksi harus tetap memperhatikan lingkungan.

Tantangan ini menurutnya bisa dihadapi bersama pemerintah, industri, dan akademisi untuk bersinergi mencari solusi.

"Kolaborasi bersama antar pihak. Tantangan sebesar ini kuncinya kolaborasi antara pemerintah, swasta dan kampus dan semua stakeholder saling bahu membahu dan pengertian," jelasnya.

Kolaborasi juga dikatakan Ruli dapat meningkatkan awareness level sejak dini. Contohnya saja dengan seminar dan pelatihan mengenai praktik tambang berkelanjutan yang bersinergi antara industri dan kampus.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Agincourt Resources Umumkan Pemenang OlympiAR 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular