
Duh, Sanksi Eropa Merembet ke Proyek Kilang Kebanggaan Jokowi

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui sanksi Uni Eropa terhadap Rusia mulai merembet kepada proyek-proyek migas milik RI.
Salah satunya proyek New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) atau Kilang Tuban yang merupakan proyek dari usaha patungan antara Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.
Menurut Arifin, pembangunan Kilang Tuban sendiri sangat penting untuk segera direalisasikan guna menekan impor bahan bakar minyak (BBM). Mengingat, kebutuhan atau konsumsi BBM di dalam negeri ke depan akan terus melonjak.
"Dampaknya sanksi pendanaan, sanksi dari institusi services misal asuransi, kemudian peralatan," ujar Arifin di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (31/3/2023).
Pertamina melalui Subholding Refinery & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), memiliki kepemilikan saham 55% dan Rosneft memiliki kepemilikan saham 45% di proyek Kilang Tuban ini.
Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.
Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.
Sebelumnya, Pertamina memastikan pembangunan proyek New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) atau Kilang Tuban masih tetap berjalan. Namun demikian, proses pembangunannya saat ini tengah tertunda.
SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) Daniel S. Purba mengakui kilang hasil kerja sama dengan perusahaan asal Rusia yakni Rosneft belum terealisasi. Ini lantaran proses pengerjaannya terhambat karena adanya perang Rusia dan Ukraina.
"Yang pasti sih tertunda dari rencana awal karena perang sekarang ini, kita sedang usahakan supaya ini lebih pasti lagi cuma ini gak gampang. Orang tanya kapan perang selesai tapi gak ada yang bisa jawab," kata dia saat ditemui usai acara Energy & Mining Outlook.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Final Proyek Kilang Pertamina-Rusia Ditargetkan Tuntas 2023
