Internasional

Terungkap! India Borong Minyak Rusia, Dijual Lagi ke Eropa

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
31 March 2023 17:00
An oil tankers train passes near the Guwahati Refinery operated by Indian Oil Corporation, in Guwahati on March 30, 2023. - On March 29 Russian oil giant Rosneft announced a deal with Indian Oil to substantially increase oil supplies to the firm. India has emerged as a major buyer of Russian oil since the Ukraine war. (Photo by Biju BORO / AFP) Foto: AFP/BIJU BORO

Jakarta, CNBC Indonesia - India selama ini menolak tekanan Barat untuk membekukan Rusia akibat invasinya ke Ukraina. Sebaliknya, New Delhi memilih untuk memperkuat hubungan perdagangan dengan sekutu lamanya untuk meredam inflasi sambil menghemat uang.

Melansir AFP, JumatĀ (31/3/2023), India diketahui membeli minyak mentah yang didiskon dari Rusia, mengolah, dan menjualnya kembali. Berkat itu, India menjadi pemasok utama ke Eropa karena membentuk kembali aliran bahan bakar global selama lebih perang Rusia-Ukraina berlangsung.

Sejauh ini, India adalah konsumen minyak mentah terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (AS) dan China, dan mengimpor 85% kebutuhannya. Sebelumnya, pemasok utamanya berada di Timur Tengah. Sekarang, Rusia adalah pemasok minyak nomor satu India.

Data Badan Energi Internasional (IEA) mencatat India mengimpor dari Rusia 1,62 juta barel per hari (bpd) atau 40% dari total impor minyaknya pada Maret. Jumlah ini naik dari sekitar 70.000 bpd dan hanya 1% dari arus masuk sebelum perang.

Pada Rabu lalu, raksasa energi Rusia Rosneft mengumumkan kesepakatan untuk secara substansial meningkatkan pasokan ke Perusahaan Minyak India milik negara setelah kunjungan CEO Igor Sechin ke India.

Menurut seorang anggota parlemen pada Desember 2022 lalu, dengan skema ini, India berhasil menghemat US$ 3,6 miliar dengan mengimpor minyak mentah berdiskon dari Rusia dalam 10 bulan setelah pecahnya perang.

Penghematan kemungkinan tumbuh lebih banyak sejak pelacak kargo energi melaporkan bahwa India membeli minyak mentah unggulan Ural Rusia jauh di bawah batas harga US$ 60 per barel yang diperkenalkan oleh G7 pada bulan Desember.

"Sebagai konsumen minyak dan gas terbesar ketiga di dunia, konsumen di mana tingkat pendapatannya tidak terlalu tinggi, merupakan kewajiban mendasar kami untuk memastikan bahwa konsumen India memiliki akses terbaik dengan persyaratan yang paling menguntungkan ke pasar internasional," kata Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar di Moskow tahun lalu.

Pengelolaan Minyak Rusia di India

India memiliki 23 kilang minyak yang mengolah 249 juta ton minyak per tahun, menjadikannya penyuling terbesar keempat di dunia.

Orang terkaya di Asia Mukesh Ambani's Reliance Industries menjalankan kilang terbesar di dunia di Gujarat, tempat dia meningkatkan pembelian minyak Rusia.

Menurut data dari perusahaan pelacakan kargo Vortexa, bersama dengan pengilang terbesar kedua di India, Nayara, yang 49% sahamnya dimiliki oleh Rosneft Rusia, Reliance mengimpor 45% minyak mentah Rusia yang masuk ke India, Sebagian besar produk olahan masuk ke konsumen India.

Namun berkat surplus, India muncul sebagai pemasok utama bensin dan solar, beberapa di antaranya disuling dari minyak mentah Rusia, ke Eropa dan tempat lain.

Harian Indian Express, mengutip data resmi, melaporkan ekspor produk minyak India ke Uni Eropa naik 20,4 persen YoY antara April dan Januari menjadi 11,6 juta ton. Berkat ini, penyulingan India menikmati margin yang kuat.

Meski ada sanksi terhadap Moskow, hal ini tidak melanggar aturan Uni Eropa karena produk olahannya tidak dianggap berasal dari Rusia. Ini juga membantu blok menghindari masalah pasokan, yang akan mendorong harga bagi konsumen karena inflasi yang melonjak.

Menurut laporan Bloomberg yang diterbitkan pada Februari, peran India hanya akan menjadi lebih sentral dalam peta minyak global yang telah digambar ulang oleh perang selama setahun Vladimir Putin di Ukraina saat Eropa meningkatkan sanksinya.

Terlepas dari pembelian India, Rusia masih menghasilkan lebih sedikit daripada sebelum invasi dari ekspor minyaknya. Sebagian karena biaya tambahan dan kesulitan seperti memperoleh asuransi untuk mengirimkan minyak mentahnya ke belahan dunia lain.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Siap-Siap! Rusia Rancang 'Senjata' Baru, Balas Tindakan Eropa


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading