Siap-Siap, Harga BBM Bakal Berubah Besok? Ini Kata Pertamina

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 31/03/2023 13:52 WIB
Foto: Sejumlah warga mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Menteng Dalam, Jakarta, Sabtu (21/1/2023). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya non subsidi, biasanya dilakukan tanggal 1 setiap bulannya.

Lantas, apakah artinya harga BBM non subsidi mulai besok, Sabtu, 1 April 2023 akan mengalami perubahan?

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso akhirnya buka suara terkait hal ini. Fadjar mengatakan, dirinya belum bisa memastikan apakah harga BBM untuk periode April ini akan disesuaikan, akan ada penurunan atau tidak.


"Belum, belum tahu (penyesuaian harga)," ujar Fadjar di Jakarta, dikutip Jumat (31/3/2023).

Sementara itu, Secretary Corporate PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting sempat mengatakan bahwa Pertamina masih melakukan review atas pergerakan harga minyak mentah dunia yang terjadi saat ini.

Dengan demikian, ia belum dapat membeberkan apakah harga BBM pada bulan April mendatang akan mengalami penurunan.

"Masih kami review ya," ujar Irto kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Menurut Irto, selain harga minyak mentah, terdapat beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi harga BBM di dalam negeri. Di antaranya yaitu Mean of Platts Singapore (MOPS) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Kalau semua faktor tersebut turun, tentunya akan disesuaikan juga harga jualnya," ujar Irto.

Di lain sisi, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan ada kemungkinan harga BBM akan mengalami penurunan per Sabtu, 1 April 2023 mendatang.

Bukan tanpa alasan, perkiraan ini dipicu oleh tren penurunan harga minyak mentah dan juga penguatan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Harusnya (BBM non subsidi) ada penurunan (harga) sih, karena kan turun terus harga minyaknya, terus rupiah-nya juga relatif menguat. Jadi potensi turunnya cukup besar," ungkap Komaidi kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/3/2023).

Seperti diketahui, harga minyak mentah pada Maret 2023 ini relatif lebih rendah dibandingkan Februari atau Januari 2023 lalu yang berada di kisaran US$ 80 per barel.

Harga minyak Brent pada bulan Maret 2023 ini sempat tercatat mencapai US$ 71,02 per barel. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) sempat di kisaran US$ 64,81 per barel pada 20 Maret 2023. Harga minyak tersebut bahkan menyentuh rekor terendah dalam 15 bulan terakhir.

Meski kini harga minyak menunjukkan ada peningkatan, namun masih di kisaran US$ 70-an per barel.

Pada perdagangan Jumat (31/03/2023), merujuk data Refinitiv pukul 12:25 WIB, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) melandai 0,11% ke US$ 74,3 per barel. Sementara itu, minyak jenis Brent melemah 0,24% ke US$ 79,08 per barel.

Selain harga minyak mentah, faktor kedua yang menentukan harga BBM di dalam negeri yaitu nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar atau kurs kini menunjukkan tren penguatan.

Pada pertengahan perdagangan Jumat (31/3/2023), rupiah mampu mempertahankan penguatan tajam. Tidak hanya itu, rupiah juga menjadi mata uang terbaik di Asia hari ini, bahkan sepanjang tahun ini.

Melansir data Refinitiv, rupiah menguat 0,56% ke Rp 14.960 per US$ pada pukul 11:12 WIB. Penguatan tersebut jauh lebih besar dari mata uang utama Asia lainnya.

Dengan begitu, Komaidi menilai bahwa harga BBM, khususnya non subsidi, pada bulan April mendatang seharusnya mengalami penurunan.

"Kalau lihat pola saja, dari harga minyak dunia saja harusnya sudah kelihatan, pastinya (BBM non subsidi) akan turun. Karena harga minyak dunia turun, pasti MOPS-nya juga turun, apalagi ditambah rupiah menguat," tambahnya.

Sementara terkait harga BBM subsidi, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan turunnya harga minyak mentah dunia itu tidak serta merta bisa menurunkan harga BBM subsidi seperti Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi di dalam negeri.

Saat ini, katanya, harga minyak mentah memang dalam kondisi turun, tetapi masih pada level US$ 70 per barel.

"Sementara ini kalau (turunnya) sampai US$ 70 kami hitung masih belum (belum turun harga BBM). Jadi mulai US$ 65, harga minyak US$ 65 per barel nanti kita lakukan adjustment ya, kan sekarang US$ 73 berapa itu masih formula yang kita sampaikan di balik harga batas harga JBKP masih," jelas Tutuka, dikutip Rabu, (22/3/2023).

Tutuka menjelaskan belum bisa menyampaikan apakah harga BBM Pertalite atau subsidi di Tanah Air bisa mengalami penurunan. Namun, pihaknya masih melakukan perhitungan dan antisipasi atas turunnya harga minyak mentah dunia ini.

"Tapi kalau kami menduga itu sekitar harga minyak US$ 65 per barel itu kita mesti menyesuaikan itu," pungkasnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Masih Akan Tingkatkan Pasokan BBM 5 Tahun Ke Depan