Internasional
Di RI Ribut Timnas U-20, di Tel Aviv Chaos, Ada Apa Israel?

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel saat ini sedang didera berbagai permasalahan. Problematika menghantam Negeri Yahudi itu baik dari dalam maupun dari luar.
Di dalam negeri, sebanyak 80.000 orang berkumpul di Tel Aviv meneriakkan yel-yel demokrasi. Sejumlah massa memblokir jalan dan jembatan, serta melakukan pembakaran.
Beberapa juga dilaporkan bentrok dengan polisi berkuda, sebagaimana dilaporkan CNN International. Negeri itu pun disebut menteri ekonominya Nir Barkat, terancam "perang saudara".
Hal ini terjadi pasca Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memecat menteri pertahanan Yoav Gallant. Pasalnya, Gallant menentang reformasi peradilan yang dicetuskan Netanyahu.
"PM Benjamin Netanyahu telah memutuskan untuk mencopot Menteri Pertahanan Yoav Gallant dari jabatannya," bunyi pernyataan pemerintah sebelum demo terjadi.
Gallant diketahui mendesak penghentian reformasi keadilan Sabtu malam saat Netanyahu berada di luar negeri dalam kunjungan resmi ke Inggris. Gallant mengatakan bahwa melanjutkan proposal dapat mengancam keamanan Israel.
Reformasi peradilan sendiri telah menjadi landasan pemerintahan Netanyahu serta aliansi ekstrem kanan yang mulai menjabat pada akhir Desember. Netanyahu menyatakan perombakan peradilan adalah kunci untuk memulihkan keseimbangan antara cabang-cabang pemerintahan dalam sistem yang diyakini memberi hakim terlalu banyak kekuasaan atas pejabat terpilih.
Dalam undang-undang baru ala Netanyahu, kendali penuh peradilan akan berada di tangan pemerintah atas penunjukan yudisial. Ini akan melemahkan Mahkamah Agung negara hingga pada titik efektif mengakhiri perannya sebagai pengawas kekuasaan eksekutif dan legislatif.
"Pemerintah berpendapat perubahan itu penting untuk mengendalikan Mahkamah Agung, yang mereka anggap picik, elitis, dan tidak lagi mewakili rakyat Israel," tulis proposal Netanyahu.
Hal ini kemudian menimbulkan protes warga selama berbulan-bulan. Pemogokan juga terjadi, termasuk oleh tentara yang dianggap dapat merusak keamanan Israel, di tengah masih terus panasnya hubungan dengan Palestina.
Sementara itu, dari luar Israel, tim nasional sepakbola U-20 negara itu mendapatkan penolakan dari beberapa pihak di Indonesia selaku tuan rumah gelaran. Hal ini dikarenakan penjajahan yang dilakukan negara itu atas wilayah Palestina
Secara resmi, setidaknya penolakan ini telah diajukan oleh Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Diketahui, venue Piala Dunia U-20 2023 mencakup beberapa provinsi yakni Sumatera Selatan, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Penolakan ini pun sempat memicu pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 yang sejatinya diadakan di Bali. Situasi ini memunculkan kekhawatiran bahwa event ini juga terancam terlaksana, di mana status tuan rumah yang disandang Indonesia dapat dicabut.
"Mengenai kapan waktu drawing dan di mana, kami belum dapat informasi dari FIFA. Saat ini kami sedang memikirkan cara bagaimana Indonesia khususnya sepakbola tidak dikucilkan dalam suatu ekosistem sepakbola," kata anggota Komite Eksekutif (Exco) Arya Sinulingga saat memberikan keterangan di GBK Arena, Minggu.
"Kami berharap dan memohon pecinta sepakbola Indonesia yang mau sepakbola maju untuk tetap tenang. Kami mencoba mencari solusi dan berbicara dengan FIFA dalam waktu dekat. Karena kekhawatirannya, kita dikucilkan dalam ekosistem sepakbola dunia," tutur Arya.
[Gambas:Video CNBC]
Israel Chaos Terancam Perang Saudara, Ini Kronologi-Sebabnya
(sef/sef)