Internasional

Awas Perang Nuklir Pecah, Tank Tempur Barat Tiba di Ukraina

News - sef, CNBC Indonesia
28 March 2023 06:10
Tank Challenger 2 Inggris. (Getty Images/Finnbarr Webster) Foto: Tank Challenger 2 Inggris. (Getty Images/Finnbarr Webster)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang nuklir makin mengancam dunia. Ini menjadi eskalasi terbaru dari perang Rusia dan Ukraina.

Setahun lebih perang, belum ada tanda perdamaian media negara. Terbaru, tank-tank tempur barat pun dilaporkan sudah tiba di Ukraina dan Rusia dilaporkan mulai menggandakan kekuatan nuklir.

Dalam laporan AFP, Selasa (28/3/2023), Jerman dan Inggris disebut telah resmi memobilisasi tank-tank ke Kyiv. Para pejabat menyebut tank yang memang dijanjikan di awal tahun, telah tiba tepat waktu untuk Ukraina melawan gempuran Rusia.

Kanselir Jerman Olaf Scholz misalnya, mengatakan kepada wartawan di Berlin, bahwa negerinya telah memberikan tank tempur Leopard yang sangat modern ke negeri Presiden Vladimir Zelensky. Kementerian Pertahanan Jerman juga menyebut ada 18 yang telah dikirim.

"Tank kami telah sampai ke tangan teman-teman Ukraina kami seperti yang dijanjikan dan tepat waktu," kata Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius dalam sebuah pernyataan.

Inggris sendiri juga telah memberi tank Challenger ke Kyiv. Kedatangannya juga dibenarkan Kementerian Pertahanan Ukraina.

"Setahun yang lalu, tidak ada yang mengira bahwa dukungan mitra kami akan begitu kuat," kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov.

Selain tank tempur, Ukraina sendiri akan mendapat truk lapis baja Cougar. Barat pun akan mengirimkan pengangkut personel lapis baja Stryker.

Sementara itu, di Moskow, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia akan tetap melanjutkan rencana nuklirnya, Senin waktu setempat. Ini merujuk pengumuman Presiden Vladimir Putin sebelumnya, yang menegaskan akan mengerahkan senjata nuklir taktis Rusia ke negara tetangganya, sekaligus sekutu dekat, Belarusia.

Senjata nuklir taktis (TNW) adalah senjata nuklir yang digunakan untuk keuntungan taktis tertentu di medan perang alih-alih meratakan suatu kota atau wilayah.

Hanya sedikit orang yang tahu persis berapa banyak TNW yang dimiliki Rusia, apalagi negeri itu masih memegang kuat tradisi "kerahasiaan Perang Dingin".

Peskov pun menegaskan reaksi negatif Barat tak akan menghalangi negeri itu menggandakan kekuatan nuklir. Ia mengatakan Rusia akan tetap maju terus.

"Reaksi seperti itu tentu saja tidak dapat mempengaruhi rencana Rusia," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Sebelumnya, Putin membenarkan upaya Rusia untuk mengeluarkan senjata nuklir taktis. Ia menyindir AS juga telah melakukan hal sama di Eropa dan juga menjadi peringatan baru akan gencarnya Barat membantu senjata Ukraina.

"Bukan hal yang aneh," tegas Putin dikutip dari AFP.

"AS telah melakukan ini selama beberapa dekade. Mereka telah lama menempatkan senjata nuklir taktis mereka di wilayah sekutu mereka."

Ia pun mengatakan telah berbicara dengan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko. Menurutnya hal tersebut tak melanggar hukum.

"Kami setuju untuk melakukan hal yang sama," ujarnya.

"Tanpa melanggar perjanjian internasional kami tentang non-proliferasi nuklir ... 10 pesawat siap untuk menggunakan senjata jenis ini," tegasnya.

Ia juga mengatakan akan mengerahkan amunisi depleted uranium jika Kyiv menerima persenjataan kontroversial dari Barat. Sebelumnya dilaporkan bahwa Inggris akan memasok senjata serupa ke Ukraina.

Depleted uranium bisa menembus baja bahkan terkuat seperti tank AS sekalipun. Namun penggunaannya sangat kontroversial karena sangat beracun untuk wilayah setempat.

Putin mengatakan Rusia memiliki ratusan amunisi tersebut. Deplated uranium dapat diklasifikasikan sebagai yang paling berbahaya di dunia.

"Rusia tentu memiliki apa yang perlu dijawab. Tanpa melebih-lebihkan, kami memiliki ratusan ribu peluru seperti itu. Kami belum menggunakannya," tambah Putin.

"Senjata itu, dapat diklasifikasikan sebagai yang paling berbahaya dan berbahaya bagi manusia... dan juga bagi lingkungan," katanya.

Diketahui, Putin sendiri telah mengumumkan bahwa Moskow akan menangguhkan keikutsertaannya dalam New START, perjanjian kontrol senjata nuklir antar dua kekuatan nuklir utama dunia, Rusia dan AS. Ini ia utarakan Februari lalu.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

'Jam Kiamat' Hampir Tengah Malam, Bumi di Ambang Kehancuran


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading