
Pakaian Bekas Diberantas Habis, Pedagang Jangan Panik Dulu

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koperasi dan UKM tengah berkoordinasi dengan Kementerian perdagangan terkait penindaklanjutan pelarangan penjualan pakaian bekas impor atau thrift shop. Penutupan thrift shop dilakukan untuk melindungi UMKM fashion lokal yang penjualannya terhantam akibat menjamurnya toko baju bekas impor tersebut.
Namun di sisi lain, banyak pedagang kecil yang terlanjur menggantungkan nasib dengan membuka thrift shop misalnya di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Atas hal ini, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melaksanakan rapat dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan untuk membahas impor pakaian bekas di Gedung Kemenkop UKM pada Senin, (27/3/2023).
Dalam jumpa persnya, Zulkifli Hasan atau Zulhas menegaskan bahwa pihaknya memerangi barang bekas impor selundupan yang ilegal, bukan memerangi pedagangnya. Sehingga pihaknya berusaha untuk memusnahkan barang ilegal tersebut.
"Nah gimana pedagang-pedagang ini? kalau barangnya tidak ada kan yang dagang, ya tidak bisa jualan kan?," ungkap Zulhas.
Sementara itu, untuk para pedagang thrift shop di pasar-pasar yang sudah terlanjur memiliki stok barang impor ilegal, pihaknya memberi keringanan dengan memperbolehkan para pedagang tersebut berjualan.
"Pak Mendag (Zulhas) menyampaikan, yang sudah terlanjur punya barang, lalu karena menjelang Ramadan, yang sudah kandung beli dari penyelundupan ini masih boleh jualan," timpal Teten.
![]() Sejumlah warga memilih pakaian bekas impor atau thrifting di lantai 3, Pasar Senen Blok III, Jakarta Kamis (16/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) |
Berbeda dengan pedagang kecil, Teten menyampaikan pemerintah secara tegas tidak akan memberi ampun bagi pedagang-pedagang baju bekas impor yang berjualan secara daring. Pemerintah telah melarang ecommerce dan pedagang online lainnya untuk menghentikan kegiatannya.
Namun ke depannya, para pedagang baju bekas ini akan diberdayakan untuk menjual produk lokal. Teten bilang sudah ada 12 produsen yang akan memasok pedagang thrift shop yang ada di Indonesia. Produk tekstil yang nantinya akan menggantikan baju bekas impor ilegal tersebut memiliki kualitas yang baik dengan harga yang kompetitif.
"Harganya juga bisa kompetitif. asal tidak melawan sampah, kalau melawan sampah kaya pakaian bekas itu masuknya kan sampah, sementara sampah Tidak ada cost ongkos produksi pasti kalah industri kita," sebutnya.
Direktur Small and Medium Enterprises and Cooperatives (SMESCO) Indonesia Wientor Rah Mada menambahkan UMKM yang ingin bergabung menjadi pemasok subsitusi produk thrift, bisa menghubungi hotline yang telah dibuat pemerintah. Tidak ada persyaratan khusus bagi pelaku industri tekstil yang ingin memasok produknya ke pedagang baju bekas. Hingga kini, sudah ada dua belas produsen yang telah mengkonfirmasi keikutsertaannya.
"Yang jelas (sudah mendaftar) itu Komunitas Dimensi, kedua Rosella, yang sudah terkenal akan baju muslimnya dan yang lainnya kita konfirmasi lagi yang penting udah ada 12," tutup Wientor.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pakaian Bekas Impor Lagi Dibredel, Bisa Musnah 100% dari RI?