Internasional

Putin Beri Pesan Khusus untuk Para Taipan Rusia, Seperti Apa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Jumat, 17/03/2023 14:30 WIB
Foto: President Vladimir Putin saat konpres (Sputnik/AFP via Getty Images/SERGEI GUNEYEV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak miliarder Rusia untuk menempatkan patriotisme di atas keuntungan. Hal ini terjadi saat kekuatan Barat menjatuhkan deretan sanksi kepada negara itu akibat serangannya ke Ukraina.

Berbicara kepada elite bisnis Rusia secara pribadi untuk pertama kalinya sejak mengirim pasukan ke Ukraina, Kamis (16/3/2023), Putin mengatakan bahwa peran mereka bukan hanya untuk menghasilkan uang tetapi juga untuk mendukung masyarakat.

"Pengusaha yang bertanggung jawab adalah warga negara Rusia yang sebenarnya, warga negaranya, warga negara yang memahami dan bertindak untuk kepentingannya," tegas Putin dikutip Reuters.


"Dia tidak menyembunyikan aset di luar negeri, tetapi mendaftarkan perusahaan di sini, di negara kita, dan tidak bergantung pada otoritas asing."

Putin memuji 'misi mulia' pengusaha yang menjaga pekerja mereka dan mengarahkan bakat mereka tidak hanya untuk mengekstraksi keuntungan tetapi juga untuk kebaikan publik. Ia juga mengatakan serangan ke Ukraina ini merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk keutuhan Rusia.

Dalam pertemuan tersebut, ada beberapa pengusaha kaya Rusia yang hadir seperti Oleg Deripaska, Vladimir Potanin, Alexei Mordashov, German Khan, Viktor Vekselberg, Viktor Rashnikov, Andrei Melnichenko, dan Dmitry Mazepin.

Sebelum serangan ke Ukraina, banyak taipan Rusia ini yang memiliki aset mewah di negara-negara Barat. Bentuknya pun beragam, mulai dari apartemen mewah hingga yacht.

Namun, saat serbuan militer Moskow ke Ukraina, banyak dari mereka yang terkena sanksi ekonomi Barat karena dianggap dekat dengan Putin. Atas kedekatan ini, diketahui para taipan Rusia ini juga seringkali dipanggil sebagai oligarki atau 'orang berkuasa'.

Putin menyebut hal ini telah menjadi sebuah pernyataan bahwa berinvestasi di dalam negeri merupakan sesuatu yang lebih aman. Bulan lalu dia memberi tahu para pemimpin bisnis bahwa orang Rusia biasa tidak bersimpati atas penyitaan yacht dan istana mereka.

Sementara itu, terkait kondisi ekonomi Rusia, presiden itu mengatakan bahwa apa yang dia sebut sebagai upaya untuk menghancurkan ekonomi Rusia dengan sanksi telah gagal. Namun dia juga menyampaikan nada urgensi, dengan mengatakan bahwa negara tidak dapat berdiam diri.

"Saya sangat memahami ancaman yang sedang terjadi dan apa yang dikatakan para simpatisan kepada kami, mengatakan bahwa Rusia akan memiliki masalah dalam jangka menengah. Ya, ini adalah ancaman yang harus kita ingat," katanya.

"Saya mendesak Anda untuk tidak menunggu konsekuensi negatif dari jangka menengah ini datang ... Anda harus bertindak sekarang."

Rusia sendiri berharap untuk membawa pertumbuhan ekonomi tahun ini, setelah penurunan 2,1% pada 2022. Menteri Ekonomi Maxim Reshetnikov mengatakan kepada kongres bahwa PDB dan investasi akan tumbuh tahun ini, tetapi berhenti memberikan perkiraan.

Perekonomian secara tak terduga terbukti tangguh dalam menghadapi sanksi tahun lalu. Tetapi kembali ke tingkat kemakmuran sebelum konflik mungkin masih begitu jauh karena lebih banyak pengeluaran pemerintah diarahkan untuk militer, dengan defisit anggaran negara mulai melebar.

Putin secara efektif telah menempatkan sebagian besar ekonomi pada pijakan perang, dengan pabrik-pabrik pertahanan bekerja sepanjang waktu untuk menghasilkan senjata, amunisi, dan peralatan.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Tiba di Rusia & Siap Kopdar Dengan Putin