Usai Ambruk 7%, Penjualan Mobil Diramal Terbang, Ini Sebabnya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 14/03/2023 12:40 WIB
Foto: Suasana pembukaan hari pertama GAIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (10/3/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan mobil di bulan Februari 2023 ambrol sekitar 7,6% dari 94.123 unit di bulan Januari 2023 menjadi 86.954 unit. Jumlah hari di bulan Februari yang lebih sedikit dituding jadi biang kerok penurunan penjualan.

Karena itu, penjualan bulan Maret 2023 diprediksi bakal melonjak. Terutama ditopang momen Ramadan dan Lebaran yang bertepatan jatuh di bulan Maret dan April 2023. Ditambah dengan adanya dua event otomotif berskala besar, yakni Indonesia International Motor Show (IIMS) dan Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW).

"Terkait proyeksi penjualan harusnya di Maret ini lebih baik karena ada event besar di Februari dan Maret yang kita jalankan, kami yakin dua acara ini akan meningkatkan penjualan di Maret dan April," kata Group Head Regional Sales PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Budi Dermawan Daulay dikutip Selasa (14/3/2023).


"Jadi penjualan baik regional Jabodetabek dan nasional juga akan meningkat, biasanya nasional menjelang Lebaran juga akan naik. Ini akan lebih baik dibanding dua bulan sebelumnya. Akan naik 20% dibanding dua bulan sebelumnya," tambahnya.

Secara tren, biasanya banyak masyarakat mulai mengganti kendaraan untuk digunakan mudik ke kampung halaman. Beberapa faktor itu membuat pabrikan yakin bakal ada kenaikan penjualan secara signifikan di momen Ramadan hingga jelang Lebaran.

Jika penjualan dalam dua bulan ini naik hingga 20%, maka penjualan secara nasional bisa menyentuh lebih dari 100 ribu unit.

Untuk itu, pabrikan pun bersiap untuk memanfaatkan peluang pasar.

"Memang betul jangan sampai event ada, pasarnya ada, customernya ada, tapi kecewa karena unit tidak di-delivery. Kami intinya sudah persiapkan dan memperhitungkan untuk volume Lebaran, sudah siapkan stok yang cukup untuk tipe-tipe andalan demi memenuhi tuntutan costumer yang ingin pakai mudik. Dari sisi stok kelihatannya tidak masalah," sebut General Manager Sales and Marketing Division PT MMKSI Amiruddin.

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan diprediksi pergerakan masyarakat mencapai 123,8 juta orang. Dengan dominasi pemilihan transportasi darat yaitu mobil pribadi 22,07%, (27,32 juta orang), sepeda motor 20,3% (25,13 juta orang), bus 18,39% (22,77 juta orang), kereta api antar kota 11,69% (14,47 juta orang), dan mobil sewa 7,7% (9,53 juta orang)

"Tetap pribadi itu tinggi apalagi di daerah, karena transportasi publiknya buruk sehingga harus membenahi perbaikan public transport hingga ke daerah perkotaan," kata Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/3/2022).


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Penjualan Mobil Listrik RI Lesu, Pasar Tak Lagi Bergairah?