Bos BKF: Indonesia Sudah Masuk Negara Menengah Ke Atas
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) mengungkapkan, Indonesia saat ini telah masuk sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas atau upper middle income country.
Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu menjelaskan ketahanan ekonomi Indonesia saat ini begitu kuat. Febrio mengungkapkan sektor keuangan terjaga dan mampu untuk menahan gejolak ekonomi global, setelah terbitnya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Pun pertumbuhan ekonomi mulai kembali pulih, setelah mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19 pada 2020, yang saat itu ekonomi Indonesia mengalami kontraksi atau minus 2,7%.
Sementara pada 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia telah melesat hingga ke level 5,3%, secara tahunan. Pendapatan per kapita Indonesia pun telah masuk dalam kategori kelas menengah ke atas atau upper middle income country.
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada 2022 dihitung berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 19.588,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp 71 juta atau US$ 4.783,9.
"Kita tahun ini sudah masuk dalam kategori middle income upper. Dua tahun lalu sudah masuk, tapi kemudian covid kita terus lower," jelas Febrio dalam acara BNI Emerald Market Outlook, Kamis (9/3/2023).
Diketahui, Bank Dunia membuat klasifikasi negara berdasarkan GNI per capita dalam empat kategori. Yakni, low income (US$1.035), lower middle income (US$1.036 hingga US$4.045), upper middle income (US$4.046 hingga US$12.535), serta high income (di atas US$12.535).
Dengan pendapatan per kapita Indonesia pada 2022 yang mencapai US$ 4.783,9 maka Indonesia telah masuk dalam klasifikasi upper middle income country.
"Pertumbuhan ekonomi kita artinya dicerminkan pendapatan per kapita. Itu terjadi terus menerus, dan harus kita jaga momentumnya," jelas Febrio.
"Ekonomi kita harus ditransformasi, itu lah walaupun kita fokus dalam jangka pendek, tapi kita pay attention dan fokus transformasi ekonomi ke arah lebih tinggi," kata Febrio lagi.
(cap/cap)