Hore! Mal Tak Lagi Sepi Bak Kuburan, Ini Buktinya
Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat perbelanjaan atau mal di Jakarta kini mulai bangkit. Tak lagi sepi dan lengang seperti kuburan akibat efek domino pandemi Covid-19.
Bahkan, pengusaha mal kini mulai semakin percaya diri. Dan optimistis tingkat kunjungan mal bakal melampaui kondisi tahun 2022, bahkan tembus 100%.
Pantauan CNBC Indonesia, baik di akhir pekan maupun hari kerja, tampak lalu lalang pengunjung. Seperti terlihat di beberapa mal pada hari Minggu (5/3/2023) dan hari Selasa (7/3/2023), jika dibandingkan saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) belum dicabut per akhir Desember 2022 lalu.
Seperti di 2 pusat perbelanjaan seputaran Slipi misalnya. Pada hari Minggu (5/3/2023) juga terpantau padat pengunjung. Bahkan toko-toko produk yang terbilang bermerek berkelas pun padat calon konsumen.
Terpantau, sejumlah toko di kedua mal ini memang menggelar berbagai promo diskon sehingga menarik bagi pengunjung mal alias calon konsumen. Terlihat antrean konsumen di kasir toko, juga antrean konsumen di restoran-restoran menunggu giliran bisa bersantap makan maupun minum.
Begitu juga dengan mal di seputaran Tebet, Jakarta Selatan. Sejak memasuki mal ini sudah dapat terlihat lalu lalang pengunjung yang datang cukup ramai, bahkan di hari kerja sekalipun. Apalagi di akhir pekan, mal ini bakal dua kali lipat lebih ramai, dan cukup dipadati oleh pengunjung yang datang.
Setiap menitnya, setidaknya terpantau ada lebih dari 30 orang yang berlalu lalang.
Hampir semua tenant restoran yang ada di dalam mal ini dipenuhi oleh pengunjung, bahkan untuk beberapa tenant ada yang harus antre lebih dulu agar bisa masuk menikmati hidangan yang ditawarkan restoran tersebut.
Tak hanya tenant restoran yang dipadati pengunjung, beberapa toko dari merek ternama juga ramai dikunjungi para konsumennya. Ini seperti menunjukkan, tingkat konsumsi masyarakat memang sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan pada masa pandemi Covid-19 yang lalu.
Bos Mal Pede
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan saat ini terus mengalami peningkatan, terutama setelah tahun lalu pemerintah melonggarkan PPKM ke level 1, kemudian mencabut PPKM menjelang tutup akhir tahun 2022.
"Tidak sedikit pusat perbelanjaan yang tingkat kunjungannya telah mencapai 100% atau bahkan lebih dibandingkan dengan sebelum pandemi," kata Alphonzus kepada CNBC Indonesia dikutip Rabu (8/3/2023).
"Rata-rata tingkat kunjungan pada tahun 2023 ini akan lebih dari 100% atau paling tidak sama dengan sebelum pandemi," tambahnya.
Di mana, rata-rata tingkat kunjungan mal pada tahun 2020 yang lalu adalah sekitar 50% dan mengalami peningkatan sedikit menjadi sekitar 60% pada tahun 2021 serta telah mencapai 90% pada tahun 2022.
"Setelah PPKM dicabut beberapa waktu yang lalu maka pusat perbelanjaan telah mulai kembali mengadakan berbagai acara dan kegiatan serta beragam promo belanja, yang mana sebelumnya hampir selama 3 tahun dilarang, sehubungan dengan berbagai pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah," kata Alphonzus.
Hal senada disampaikan Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah.
"Karena PPKM sudah dihapus, jadi ya sudah mulai timbul trafik yang ramai di offline, mulai dari perjalanan ke luar kota, termasuk juga mal-mal juga mulai ramai," kata Budiharjo kepada CNBC Indonesia.
Apalagi, tambahnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebelumnya meminta masyarakat lebih berani berbelanja demi menggerakkan roda perekonomian dengan konsumsi yang meningkat.
Budiharjo mengatakan, imbauan dari Presiden Jokowi itu memberikan efek kepada meningkatnya konsumsi masyarakat belakangan ini.
"Iya, betul. Kalau sekarang ini masuknya sudah mulai ramai, ya kita melihat karena efek tadi yang telah saya sebutin. Kan sektor konsumsi nih, orang itu harus mudah, nyaman, gampang keluar, gampang belanja otomatis berputar ekonominya ya, berpindah dari kota ke kota lain, uang berputar gitu loh," ujarnya.
"Kalau uang sudah berputar ya bagus yah, kami harap ini menjadi diteruskan dengan kebijakan yang tepat, yang mempermudah dan itu akan membuat ekonomi naik, artinya kan omset naik, berputar, ramai trafik kita, berputar terus," tambah dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan, faktor inflasi yang relatif terjaga dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi juga mempengaruhi konsumen sehingga konsumen menjadi lebih percaya diri berbelanja.
"Masyarakat sudah pede melihat pertumbuhan ekonomi yang stabil, kestabilan politik. Makanya kita kalau fokus semuanya tenang, situasinya aman, otomatis orang tidak takut, dia akan mengeluarkan pengeluaran uangnya.. itu yang kita lihat," pungkas Budiharjo.
(dce/dce)