Internasional

Bukan Nuklir, Iran Temukan 'Harta Karun' Rebutan Dunia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 07/03/2023 21:30 WIB
Foto: Lithium (AP/Petr David Josek)

Jakarta, CNBC Indonesia - Arena pertarungan perebutan 'harta karun' dunia kian ramai. Kali ini giliran Iran yang menemukan deposit lithium yang besar.

Adapun, lithium merupakan sumber daya penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

Penemuan yang terjadi di Hamedan, provinsi pegunungan di wilayah barat itu pun menjadi hal yang menggemparkan. Pasalnya, sumber daya tersebut baru pertama kali ditemukan di negara Timur Tengah tersebut.


"Untuk pertama kalinya di Iran, cadangan lithium telah ditemukan," tutur seorang pejabat di Kementerian Perindustrian, Pertambangan dan Perdagangan Mohammad Hadi Ahmadi, dikutip CNBC International, Selasa (7/3/2023).

Kementerian Iran yakin deposit tersebut menyimpan 8,5 juta ton lithium. Jika angka yang diklaim akurat, itu akan menjadikan deposit tersebut sebagai cadangan litium terbesar kedua yang diketahui di dunia.

Saat ini cadangan terbesar pertama ada di Chili.

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (AS) negara itu menampung 9,2 juta metrik ton logam.

Adapun, kegunaan lithiumyang vital telah menjadikan logam tersebut sebagai salah satu bahan buruan utama bagi industri kendaraan listrik. Bahkan, lithium kerap dijuluki 'emas putih'.

Penemuan itu pun seperti menjadi kabar baik di tengah serentetan sanksi oleh negara-negara barat akibat pengembangan nuklir yang terus dilakukan Iran.

Sejumlah sanksi itu pun telah terbukti membebani ekonomi negara tersebut. Salah satunya ditandai dengan nilai mata uang yang mencapai titik terendah terhadap dolar pada akhir Februari.

Jika berita deposit lithium Iran benar, Iran akan mendapat manfaat besar dari kemampuan untuk mengekspor sumber daya yang berharga tersebut, meskipun mitra dagangnya kemungkinan akan terbatas karena terhadap sanksi tersebut.

Sementara itu, analis di Goldman Sachs melihat harga lithium makin turun. Dalam dua tahun ke depan, Goldman memperkirakan pasokan litium tumbuh rata-rata sebesar 34% dari tahun ke tahun, dipimpin oleh Australia dan China, yang memiliki beberapa pasokan logam terbesar di dunia.

"Selama 9-12 bulan ke depan, kami secara progresif lebih konstruktif pada logam dasar, sementara mengharapkan penurunan harga lithium bersama kobalt dan nikel," menurut sebuah laporan dari meja penelitian komoditas bank dari akhir Februari.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video:Bahlil: Proyek Ekosistem Kendaraan Listrik Siap Groundbreaking