Internasional

Bukan Perang, Petaka Ini Bisa Bikin Jerman Boncos Rp 14.653 T

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 06/03/2023 21:30 WIB
Foto: Ilustrasi bendera Jerman (dpa/picture alliance via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jerman diprediksi akan mengalami kerugian hingga 900 miliar euro atau sekitar Rp 14.653 triliun hingga 2050.

Hal ini diungkapkan oleh perusahaan riset ekonomi Prognos & GWS dan Institut Penelitian Ekonomi Ekologis Jerman dalam rilis penelitiannya, Senin (6/3/2023).

Studi tersebut mengungkapkan kerugian disebabkan oleh perubahan iklim yang mendorong timbulnya cuaca ekstrem. Beberapa diantaranya bahkan telah terjadi dalam beberapa waktu belakangan ini seperti banjir, yang sempat melanda wilayah Barat Negeri Rhein itu.


"Panas ekstrem, kekeringan, dan banjir dapat menelan biaya antara 280 miliar euro, dan 900 miliar euro antara tahun 2022 dan 2050, tergantung pada tingkat pemanasan global," papar pernyataan Kementerian Ekonomi dan Lingkungan Jerman mengutip riset itu sebagaimana diwartakan Reuters.

Biaya tersebut meliputi hilangnya hasil pertanian, kerusakan atau kehancuran bangunan dan infrastruktur akibat hujan lebat dan banjir, gangguan transportasi barang dan dampak pada sistem kesehatan.

Studi ini tidak memperhitungkan kerusakan non-finansial seperti gangguan kesehatan, kematian akibat panas dan banjir, serta hilangnya keanekaragaman hayati.

"Perubahan iklim peristiwa cuaca ekstrem telah merugikan Jerman setidaknya 145 miliar euro antara tahun 2000 dan 2021, 80 miliar di antaranya terjadi hanya dalam lima tahun terakhir, termasuk banjir tahun 2021 di negara bagian Rheinland-Pfalz dan Nordrhein-Westphalen," tambah kementerian itu.

Studi itu menambahkan bahwa kemungkinan biaya kerusakan dapat dikurangi sepenuhnya melalui langkah-langkah adaptasi iklim seperti penyimpanan karbon jika dampak perubahan iklim hanya menimbulkan pengaruh yang ringan.

"Sekitar 60% hingga 80% biaya dapat dihemat berdasarkan langkah-langkah tersebut tergantung pada seberapa kuat perubahan iklim."

Hasil ini diperoleh saat Berlin mengerjakan strategi adaptasi iklim yang akan segera dipresentasikan oleh kementerian lingkungan.

Penelitian ini juga datang di tengah perdebatan dalam koalisi penguasa tentang bagaimana Jerman dapat mengurangi emisi rumah kaca di sektor-sektor yang menantang seperti transportasi dan konstruksi demi menjadi negara netral karbon pada tahun 2045.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 68% Orang RI Tergolong Miskin -Jerman Hapus Hari Libur Nasional