Diam-Diam IBC Mau Ekspansi Bisnis EV Hingga Asia Pasifik

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
02 March 2023 18:15
Mobil Tesla dimuat ke operator di pabrik mobil listrik Tesla di Fremont, California. (AP/Ben Margot)
Foto: Mobil Tesla dimuat ke operator di pabrik mobil listrik Tesla di Fremont, California. (AP/Ben Margot)

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Pertambangan MIND ID melalui PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) semakin mantap untuk terjun ke bisnis pembuatan baterai hingga kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV). Tak tanggung-tanggung, perusahaan plat merah ini mengungkapkan rencana pengembangan bisnis kendaraan listrik hingga ke wilayah Asia Pasifik.

Kepala Divisi Institutional Relations MIND ID Niko Chandra mengatakan bahwa saat ini IBC sedang melakukan uji kelayakan bersama dengan perusahaan asal Inggris yakni Arrival Ltd. Dia mengatakan, studi kelayakan yang dilakukan saat ini akan mendorong IBC untuk memperluas bisnisnya sampai ke Asia Pasifik.

"MIND ID juga telah menunjuk IBC untuk melaksanakan studi kelayakan bersama dengan Arrival Ltd, perusahaan asal Inggris yang bergerak di bidang microfactory EV. Studi kelayakan bersama tersebut meliputi studi pasar dan kelayakan proyek untuk ekspansi bisnis EV di wilayah Asia Pasifik," ungkap Niko kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/3/2023).

Selain itu, IBC juga telah bekerja sama dengan raksasa baterai dunia, di antaranya adalah CATL asal China dan LG asal Korea Selatan. MIND ID sendiri telah menyusun peta jalan pengembangan industri baterai kendaraan listrik di dalam negeri. Adapun peta jalan pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dimulai dari 2022-2023.

Pada periode tersebut, perusahaan bakal mematangkan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture dengan dua perusahaan baterai dunia, yakni Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) asal China dan LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan.

"MIND ID melalui PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) telah bermitra dengan sejumlah perusahaan global, seperti CATL dan LG," tambah Niko.

Namun demikian, saat ini perusahaan cukup selektif memilih kepada investor mana untuk dapat diajak kerja sama.

Sebelumnya, Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan mengatakan banyak investor yang menawarkan proyek kerja sama dengan anak usaha holding baterai listrik yakni Indonesia Battery Corporation (IBC). Namun, perusahaan hanya fokus kepada mitra yang bersedia melakukan transfer teknologi dan pengetahuan terkait pengembangan proyek baterai.

"Banyak partner yang berminat dengan IBC tapi kita pilih pilih karena komitmennya transfer teknologi dan knowledge dan juga sampai kepada prekursor sampai juga pada baterai recyling-nya sehingga ini kita harus ada partner yang komitmen sirkular ekonomi," ujar Dany dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia, dikutip Rabu (22/2/2023).

Oleh sebab itu, pada periode 2022-2023 pihaknya mematangkan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture untuk pengembangan proyek baterai dengan dua perusahaan baterai dunia, yakni Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) asal China dan LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan.

Mengingat, kedua perusahaan tersebut telah mempunyai teknologi hidrometalurgi (High Pressure Acid Leaching/HPAL) untuk pengolahan bijih nikel yang dapat digunakan sebagai bahan baku baterai, kemudian pabrik prekursor baterai hingga proses daur ulang baterai. Ia pun berharap melalui kerja sama dengan kedua perusahaan ini terdapat proses transfer teknologi yang didapat Indonesia.

"Sehingga ini kita harus ada partner yang komitmen sirkular ekonomi. Jadi sirkular ekonomi jadi key success factor untuk kita perkuat ekosistem EV. Nah roadmap pertama ini kita beresin dulu soal JV agreement-nya. Karena sebagian investment company harus ada bentuk business modelling yang kuat dulu di IBC nya," tuturnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Jadi Raja Baterai, RI Harus Bersaing dengan 3 Penguasa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular