
3 Tahun Pandemi di RI, Bos Hotel Blak-blakan Situasi Terkini

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini tepat tiga tahun kasus pertama Covid-19 dikonfirmasi resmi masuk Indonesia, tepatnya pada 2 Maret 2020 silam. Setelah pembatasan ketat aktivitas sosial dan ekonomi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir tahun 2022 lalu mengumumkan pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Hanya saja, hal itu belum diikuti pemulihan sepenuhnya sektor-sektor ekonomi di Indonesia. Seperti diungkapkan Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran.
Menurut Maulana, frekuensi penerbangan saat ini belum kembali normal. Sehingga berdampak pada bisnis perhotelan di dalam negeri.
"Masih (terbatas), pasti terganggu geliat hotel. Frekuensi penerbangan masih jauh berkurang dibanding sebelum Covid 2019 jumlah flightnya. Jumlah penerbangan yang berkurang berdampak lurus pada okupansi karena hotel isinya orang yang bergerak ke daerah lain, yang dia nginap di akomodasi seperti hotel," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (2/3/2023).
Ketika penerbangan belum melayani banyak rute seperti sebelum pandemi, industri hotel pun jadi ikut tersendat. Beberapa provinsi yang mengalami kenaikan okupansi umumnya memang berasal dari daerah pariwisata dengan pelayanan udara yang memadai.
"Peningkatan tertinggi ada di Kaltim (Kalimantan Timur) aja, sama Jakarta, Jogja kegiatan banyak di situ. Jatim (Jawa Timur), Jabar (Jawa Barat), Banten pulau Jawa hampir rata meningkat. Sumatra cuma Sumsel dan Lampung," katanya.
"Kalimantan terbesar Kaltim (Kalimantan Timur), mengikuti Kalsel (Kalimantan Selatan) dan Kalbar (Kalimantan Barat), Kalteng (Kalimantan Tengah) cukup baik. Bicara Sulawesi cuma Sulteng (Sulawesi Tengah), Sulsel (Sulawesi Selatan) sisanya di bawah rata-rata nasional semua. Jadi nggak merata, belum sama dibanding 2019 yang mungkin lebih baik," sebut Maulana.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Penghunian Kamar (TPK) atau okupansi hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Januari 2023 di angka 44,86%, atau mengalami penurunan sebesar 12,04 poin dibandingkan Desember 2022.
Sedangkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari 2023 melonjak 503,34% mencapai 735,95 ribu kunjungan, dibandingkan Januari 2022. Namun, terjadi penurunan jika dibandingkan dengan bulan Desember 2022, di mana kunjungan wisman mancanegara turun sebesar 17,78%.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warga DKI Kabur, Begini Nasib Hotel di Jakarta