Bantu Ekonomi, LPS Borong SBN Valas RI hingga US$100 Juta

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
Rabu, 01/03/2023 14:55 WIB
Foto: Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa dalam Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa institusinya memiliki total nilai aset yang dimiliki institusinya. Purbaya menyebut, LPS memiliki aset Rp 200 triliun.

Meski 'kaya raya', penggunaan dana LPS tetap diatur undang-undang. Menurut Purbaya Penggunaannya hanya boleh diperuntukkan ke surat berharga negara (SBN). Alhasil, LPS kerap kali membantu pemerintah.

"Alokasinya sudah ditentukan oleh UU hanya boleh di sbn mungkin SBN, skrg SBN pemrintah luar negeri sudah boleh 20%, kalau ga salah maksimum. Jadi kita terbatas hanya bisa beli SBN aja," papar Purbaya dalam Economic Outlook 2023 yang diadakan CNBC Indonesia, dikutip Rabu (1/3/2023).


Menurutnya, LPS selalu siap ketika mengeluarkan surat utang ketika sepi pembeli.

"Biasanya mereka telepon kita, 'Pak Purbaya bisa beli' siap kita beli, uangnya banyak waktu mereka terbitkan bond dolar," ujar Purbaya. Saat itu, Purbaya mengaku LPS membeli US$100 juta dan dikasih Kemenkeu.

Namun, ketika LPS membeli surat utang denominasi dolar tersebut, imbal hasilnya turun. Purbaya mengatakan peran LPS jelas membantu Kemenkeu menurunkan biaya penerbitannya.

Purbaya berjanji ke depannya, LPS siap mencari cara lebih baik untuk memanfaatkan aset jumbonya, tentunya sesuai aturan undang-undang yang berlaku.

Pemerintah sendiri diketahui menerbitkan utang baru berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 3 miliar atau Rp 47 triliun (kurs Rp15.635/US$) pada 5 Januari 2023.

Global bond tersebut diterbitkan dengan tenor 5, 10 dan 30 tahun dengan format SEC-Registered. Dari catatan CNBC Indonesia, total orderbook sepanjang proses bookbuilding sempat mencapai US$ 17 miliar.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: LPS Bongkar Data Perbankan, Pasar Keuangan - "Mesin" Ekonomi RI