
Siapa Bao Fan, Miliuner China yang Hilang? Dibawa Xi Jinping?

Jakarta, CNBC Indonesia - Miliuner China Bao Fan, tiba-tiba menghilang. Ia tak bisa dihubungi sejak 17 Februari.
Stafnya mencoba menghubungi selama dua hari, namun tak ada jawaban. Hilangnya dirinya kemudian diungkap media bisnis lokal, Caixin.
Ini kemudian membuat geger. Kekhawatiran akan tindakan keras pemerintah terhadapnya mengemuka.
Hal tersebut sempat menyebabkan saham perusahannya, bank investasi China Renaissance Holdings merest. Meski begitu, dalam pernyataan terbaru pihak berwenang China, Bao Fan disebut "tengah membantu penyelidikan" terkait kasus mantan rekan kerjanya bernama Cong Lin, yang juga mantan presiden perusahaan.
Cong Lin sendiri dibawa otoritas China September lalu. Ia juga tak terdengar kabarnya hingga kini.
Pernyataan keberadaan Bao Fan juga dilakukan perusahaan. Namun Bao Fan sendiri tak menunjukan diri ke muka umum atar memberi pernyataan.
"Pendiri dan Kepala China Renaissance 'bekerja sama dalam penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas tertentu' di China," bunyi rilis China Renaissance Holdings dikutip South China Morning Post (SCMP), satu-satunya petunjuk di mana Bao Fan saat ini.
Lalu siapa Bao Fan?
Bao Fan sebenarnya bukanlah orang sembarangan. Ia adalah leading deal broker China, yang klien-klienya merupakan perusahaan teknologi terkemuka di Tirai Bambu, seperti Didi dan Meituan atau platform perjalanan Ctrip dan Qunar.
Ia memulai karirnya sebagai bankir Merger and Acquisition (M&A) dengan Morgan Stanley pada akhir 1990-an. Ia juga pernah bekerja untuk Credit Suisse.
Bao kemudian menjabat sebagai penasihat bursa saham di Shanghai dan Shenzhen. Ia mengatakan kepada Financial Times pada 2018 bahwa selama bertugas sebagai bankir M&A di Hong Kong pada akhir 1990-an, ia awalnya berurusan dengan perusahaan milik negara.
Namun, Bao mengatakan dia tertarik pada apa yang disebut sebagai pengusaha teknologi generasi pertama. Ini, menurutnya, memiliki prospek yang bagus di masa mendatang.
"Saya pikir, orang-orang ini bisa menjadi masa depan China," ujarnya kepada media itu.
Pada 2005, bankir investasi itu mendirikan China Renaissance Holdings, yang terdaftar di bursa saham Hong Kong pada 2018. Perusahaannya telah memberikan masukan terkait penawaran umum perdana (IPO) dari perusahaan e-commerce JD.com dan Kuashou.
"Bao juga berinvestasi di pembuat kendaraan listrik China Nio (NIO) dan Li Auto," tulis laporan CNN International.
Terkait kekayaannya, belum ada data yang pasti menjelaskan hal tersebut. Namun, beberapa sumber mengatakan Bao menerima gaji senilai 3.071.267 dolar Hong Kong dari posisinya di China Renaissance Holdings.
Setengah Lusin Miliarder Hilang?
Sementara itu, menurut Forbes, setengah lusin miliarder China, hilang dalam beberapa tahun terakhir. Rata-rata terjerat kasus, bank korpus, pajak atau pelanggaran lain.
Diketahui, pemerintah Xi Jinping memang gencar melakukan kampanye anti korupsi besar-besaran. Pada tahun 2015 saja, setidaknya lima eksekutif menjadi tidak dapat dihubungi tanpa pemberitahuan sebelumnya ke perusahaan mereka.
Salah satunya, Ketua Grup Fosun Guo Guangchang di 2015. Namun kemudian dikatakan Fosun, ia membantu penyelidikan terkait masalah pribadi.
Selain itu, ada pula pengusaha China-Kanada, Xiao Jianhua yang ditangkap pada 2017. Dia sempat menjadi salah satu orang terkaya di China namun akhirnya dipenjara karena korupsi tahun lalu.
Yang paling heboh juga terkait pendiri Alibaba Jack Ma. Ia menghilang pada 2020 selama tiga bulan setelah sebelumnya kerap mengkritisi pemerintah.
Kata Pemerintah Xi Jinping
Sementara itu, pekan lalu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pernah mengatakan tidak mengetahui informasi yang relevan tentang hilangnya Bao. Ia menegaskannya dalam sebuah konferensi pers mingguan.
"Tapi saya ingin menekankan bahwa China adalah negara hukum. Pemerintah China melindungi hak dan kepentingan warga negara China sesuai dengan hukum," katanya, dikutip dari The Guardian.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Misterius! China Geger Miliuner Hilang, Terkait Xi Jinping?
