Energy & Mining Outlook 2023

Terungkap! Alasan Jokowi Gencar Dekati Tesla & BYD China

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
24 February 2023 19:03
Tesla Model 3s and X's are shown charging in an underground parking lot next to a Tesla store in San Diego,California, U.S., May 30, 2018. REUTERS/Mike Blake
Foto: REUTERS/Mike Blake

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia semakin gencar untuk menggaet investor pabrikan kendaraan listrik dunia. Tidak hanya pabrikan asal Amerika Serikat, Tesla, pemerintah juga kini mendekati raksasa kendaraan listrik asal China, BYD.

Meski pabrik baterai kendaraan listrik RI saat ini belum terbangun, tapi mengapa Indonesia justru gencar mendekati investor kendaraan listrik?

Bukan tanpa alasan Pemerintah Indonesia gencar mendekati kedua raksasa otomotif dunia tersebut.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto mengatakan, justru karena Indonesia ingin mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik, di mana salah satunya membangun pabrik baterai, maka dari sisi pengguna akhir baterainya dulu lah yang harus dikembangkan.

Dalam hal ini, Tesla dan BYD merupakan pengguna baterai kendaraan listrik tersebut nantinya.

"Kenapa sih kita dorong ekosistem mobil listrik? Kenapa kita harus menarik BYD dan Tesla untuk masuk Indonesia? Kenapa demand mobil listrik di dalam negeri harus kita dorong dengan insentif? Karena sederhana, kalau kita mau bikin pabrik baterai, sel dan pack dari lithium, itu harus ada pengguna akhirnya dulu, siapa? ya mobil listrik atau motor listrik," paparnya dalam acara "Energy & Mining Outlook 2023" CNBC Indonesia di Jakarta, Kamis (23/02/2023).

Dia mengatakan, pihaknya masih melakukan negosiasi dengan Tesla dan BYD sampai saat ini.

"Bagaimana so far hasilnya? Relatively oke, negosiasi dengan Tesla masih berjalan, dengan BYD masih dalam tahapan awal," ucapnya.

Bila kedua raksasa otomotif dunia ini benar akan berinvestasi di Tanah Air, maka baru lah Indonesia bisa menghitung berapa besar perkiraan kebutuhan komoditas tambang untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik, baik nikel, timah, aluminium, dan lainnya.

"Kalau mereka (BYD dan Tesla) masuk, Bapak bisa bayangkan berapa komponen yang harus dibangun, demand terhadap timah, aluminium, nikel dan lain-lain akan kelihatan seperti apa," tuturnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Lobi Raksasa Otomotif China 'BYD' Investasi Mobil Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular