
Demi Gaet Tesla & BYD China, Jokowi Tancap Gas Lakukan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia tidak main-main untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Tak tanggung-tanggung, sejumlah pejabat bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri pun tak segan mendatangi para pemilik raksasa kendaraan listrik dunia, seperti Elon Musk pemilik Tesla.
Tak hanya mendekati pabrikan otomotif asal Amerika Serikat, Indonesia juga mendekati raksasa pabrikan kendaraan listrik asal China, BYD.
Namun demikian, untuk menggaet kedua raksasa pabrikan kendaraan listrik dunia itu bukan lah perkara mudah. Pemerintah Indonesia telah menyiapkan langkah agar keduanya tertarik untuk masuk berinvestasi di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Septian Hario Seto mengatakan, agar pabrikan otomotif dunia tersebut mau berinvestasi di Indonesia, maka Indonesia mau tak mau harus menumbuhkan permintaan kendaraan listrik di dalam negeri terlebih dahulu.
Oleh karena itu, pemerintah pun berencana segera meluncurkan program subsidi kendaraan listrik yang rencananya bakal dirilis pada Maret 2023 mendatang.
Untuk motor listrik misalnya, akan diberikan subsidi sebesar Rp 7 juta per unit dan mobil listrik akan diberikan insentif berupa pemangkasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 1%.
"Sekarang, untuk menarik mereka (Tesla dan BYD) untuk masuk di Indonesia, apa sih? demand di dalam negeri harus ditumbuhkan. Artinya, transisi orang dari combustion engine (kendaraan berbasis BBM) ke kendaraan listrik harus dipercepat. Gimana cara kita mempercepat? Kita kasih insentif yang sudah diumumkan Rp 7 juta untuk motor, mobil yang sedang kita godok, PPN-nya akan kita turunkan dari 11% ke 1%. Jadi, ini yang kita gunakan untuk attract produsen-produsen untuk masuk," jelasnya dalam acara "Energy & Mining Outlook 2023" CNBC Indonesia di Jakarta, Kamis (23/02/2023).
Dia mengatakan, sejauh ini pihaknya masih melakukan negosiasi dengan Tesla maupun BYD.
"Bagaimana so far hasilnya? Relatively oke, negosiasi dengan Tesla masih berjalan, dengan BYD masih dalam tahapan awal," ucapnya.
Seto menjelaskan, di balik gencarnya Pemerintah Indonesia mendekati pabrikan kendaraan listrik dunia tersebut, tak lain untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
Pasalnya, ketika Indonesia ingin membangun pabrik baterai kendaraan listrik hingga berupa sel baterai maupun pack, maka pengguna akhirnya yakni kendaraan listriknya harus terbangun terlebih dahulu.
"Kenapa kita harus menarik BYD dan Tesla untuk masuk Indonesia? Kenapa demand mobil listrik di dalam negeri harus kita dorong dengan insentif? karena sederhana, kalau kita mau bikin pabrik baterai, sel dan pack dari lithium, itu harus ada pengguna akhirnya dulu, siapa? ya mobil listrik atau motor listrik," ungkapnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Lobi Raksasa Otomotif China 'BYD' Investasi Mobil Listrik
