Gugat Uni Eropa ke WTO, RI Lakukan Ini agar Menang

News - Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
24 February 2023 17:15
Sah! Indonesia Gugat Uni Eropa di WTO Soal Sawit Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Bertarung dengan Uni Eropa di World Trade Organization (WTO) yang merupakan organisasi perdagangan berskala internasional, Indonesia perlu menyiapkan strategi jitu agar bisa menang di persidangan tersebut.

Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri angkat bicara. Ia mengatakan bahwa Indonesia telah menyiapkan strategi untuk melawan Uni Eropa, baik itu untuk sidang banding terkait larangan ekspor nikel, maupun gugatan Indonesia kepada Uni Eropa terkait sawit.

"Kita sudah banding, tinggal nunggu hasilnya. Apalagi sawit, itu sudah kita siapkan. (Tapi) gak mungkin kita jelaskan (strateginya)," ujar Kasan saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Jumat (24/2/2023).

Kasan mengatakan, tim Indonesia kuat untuk melawan Uni Eropa, sehingga pihaknya optimistis bisa menang melawan Uni Eropa di WTO.

"Iya, tim-nya kita kuat. Kita akan ikuti sesuai prosedur," tuturnya.

Perkebunan kelapa sawit (Anadolu Agency via Getty Images)Foto: Perkebunan kelapa sawit (Anadolu Agency via Getty Images)
Perkebunan kelapa sawit (Anadolu Agency via Getty Images)

Sementara itu, Ketua Bidang Luar Negeri Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan menuturkan, ada kemungkinan gugatan yang dibawa Indonesia ke WTO adalah terkait dengan tuduhan subsidi terhadap biofuel yang dilayangkan Uni Eropa ke Indonesia.

"Saya kira, yang mungkin akan dibawa ke WTO itu adalah yang terkait dengan tuduhan subsidi terhadap biodiesel (biofuel). Bahwa, UE memberlakukan tarif yang tidak fair karena kita tidak melakukan seperti apa yang dituduhkan oleh UE," ujar Fadhil kepada CNBC Indonesia.

Dengan demikian, strategi jitu menurut Fadhil, Indonesia harus bisa memberikan dan menyampaikan kepada WTO dengan data-data bahwa Indonesia tidak memberikan subsidi seperti yang dituduhkan oleh Uni Eropa kepada Indonesia.

"Nah strateginya sekarang, pertama-tama, kita harus bisa memberikan, menyampaikan ke WTO dengan data bahwa kita tidak memberikan subsidi seperti yang dituduhkan oleh UE itu. Nanti lawyer lah yang harus berperang. Terus nanti akan ada kerja sama antara lawyer dengan perusahaan, dan pemerintah, dalam hal ini kalau misalnya kita bawa ke WTO itu," tuturnya.

Namun, untuk prosesnya, lanjutnya, akan membutuhkan waktu yang lama. "Nanti diproses di WTO juga lama, karena ada proses-prosesnya tersebut," tambah dia.

Fadhil optimistis bahwa Indonesia bisa menang dalam gugatan kali ini. Dia melihat ke belakang, sebelum kalah dari Uni Eropa, Indonesia pernah menang melawan gugatan yang diajukan Uni Eropa di WTO atas kasus pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) produk turunan sawit yaitu biodiesel pada 2018. Hasil akhir putusan panel Dispute Settlement Body (DSB) WTO memenangkan enam gugatan Indonesia atas Uni Eropa.

"Kan kita juga pernah dituduh dumping, sehingga kita dikenakan biaya masuk anti dumping. Jadi pada tahun 2013 kalau nggak salah dituduh, kemudian kita bawa ke WTO, dan di tahun 2018 itu ada putusan bahwa kita menang. Jadi kan itu berarti ada prosesnya 5 tahun itu. Jadi saya kira, kalau misal kasusnya serupa dengan dumping yang dituduhkan, yang kita menang itu, ya mungkin yang sekarang ini, yang subsidi pun kita akan memiliki peluang cukup besar untuk menang," tukasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

RI Kalah Digugat Uni Eropa di WTO, Jokowi Beri Pesan Menohok!


(wur/wur)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading