
The Fed Mulai "Dikritik" Kehilangan Kendali Atas Inflasi AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Sedikit kritikan ditunjukan ke bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed). Lembaga itu dinilai telah 'kehilangan sedikit kendali atas inflasi' yang ada di Paman Sam.
Ini dikatakan CEO JP Morgan Jamie Dimon. Hal tersebut terungkap dalam wawancara, yang dimuat CNBC International, Jumat (24/2/2023).
"Saya memiliki semua rasa hormat untuk (Ketua Fed Jerome) Powell, tetapi faktanya kami kehilangan sedikit kendali atas inflasi," tegasnya.
Komentar ini muncul kala The Fed merilis risalah pertemuan 31 Januari hingga 1 Februari, brasa disebut FOMC (Federal Open Market Committee) ALIAS Pernyataan Komite Pasar Terbuka Federal. Ini menjadi "media utama" yang digunakan panel untuk berkomunikasi dengan investor mengenai kebijakan moneter.
Pernyataan ini memuat hasil voting suku bunga, diskusi prospek ekonomi, dan isyarat mengenai hasil voting mendatang. Pada FOMC terbaru, terlihat bagaimana The Fed tetap memutuskan untuk melawan inflasi terus-menerus.
"Anggota rapat mencatat bahwa data inflasi yang diterima selama tiga bulan terakhir menunjukkan pengurangan dalam laju kenaikan harga bulanan, tetapi menekankan bahwa secara substansial lebih banyak bukti kenaikan di kisaran harga yang lebih luas, yang diyakini bahwa inflasi berada pada titik berkelanjutan," bunyi pertemuan itu.
Dalam kesempatan yang sama Dimon menyakini kemungkinan suku bunga AS akan "tetap lebih tinggi lebih lama". Karena, kata dia, mungkin akan membutuhkan beberapa waktu lagi bagi The Fed mencapai target inflasi AS, 2%.
Meski begitu ia tak yakin soalĀ resesi. Karena menurutnya ekonomi AS terus menunjukan tanda-tanda kekuatan.
"Ekonomi AS sekarang berjalan dengan baik. Konsumen punya banyak uang. Mereka menghabiskannya. Pekerjaan berlimpah. Itu hari ini "kata Dimon.
"(Meski) di depan kita ada beberapa hal yang menakutkan. Anda dan saya tahu selalu ada ketidakpastian. (Tapi) itu hal yang normal," tambahnya.
The Fed sendiri belum memberi komentar soal ini.
Perlu diketahui, pernyataan Dimon kali ini berbeda dengan sebelumnya di mana, ia seperti yakin ekonomi AS akan jatuh ke resesi dalam enam hingga sembilan bulan ke depan. Pada bulan Desember, ia mengatakan inflasi yang lebih tinggi mengikis kekayaan konsumen, yang akan menyebabkan resesi tahun 2023.
Sebelumnya di awal Februari, suku bunga The Fed naik ke kisaran 4,5%-4,7%. Ini merupakan level tertinggi dalam 16 tahun terakhir.
Sejak awal 2022 sampai kini, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuannya delapan kali, dengan akumulasi kenaikan 450 basis points (bps). Alasannya, untuk menekan laju inflasi.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Buruk dari AS: Utang Tembus Rp 550 Ribu T, Bikin Ketar-ketir