Energy & Mining Outlook 2023

Serius Dorong Hilirisasi, Pemerintah Bidik 32 Smelter di 2023

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
23 February 2023 16:09
Irwandy Arif, staf khusus Kementerian ESDM dalam Energy & Mining Outlook 2023 mengusung tema
Foto: Irwandy Arif, staf khusus Kementerian ESDM dalam Energy & Mining Outlook 2023 mengusung tema "Menuju Kemandirian Energi & Hilirisasi Tambang RI" pada Kamis, (23/2). (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangunan industri pengolahan dan pemurnian (smelter) menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam memberikan manfaat yang lebih besar kepada negara.

Stafsus Menteri ESDM Bidang Minerba, Irwandi Arif mengungkapkan pemerintah menargetkan 32 smelter dapat selesai di 2023. Jumlah tersebut terdiri dari 12 smelter terintegrasi dan 20 smelter independen atau stand alone.

"Saat ini sudah dibangun 21 smelter, 5 terintergasi dan 16 stand alone, mayoritas merupakan smelter nikel," kata Irwandi dalam Energy & Mining Outlook 2023,Kamis (23/2/2023).

Ia berharap dengan tercapainya target pembangunan smelter, kemandirian energi dan hilirisasi tambang bisa berkontribusi maksimal untuk kesejahteraan masyarakat.

Seperti diketahui, pemerintah dalam hal ini ESDM serius mengembangkan hilirisasi pertambangan di dalam negeri. Oleh karena itu, pihaknya komitmen untuk melarang kegiatan ekspor mineral mentah (raw material).

Kelak, kegiatan ekspor mineral mentah akan dilakukan secara bertahap. Setelah sukses melarang ekspor bijih nikel sejak tahun 2019, pemerintah juga akan menyetop ekspor bijih bauksit pada Juni 2023.

"Bijih bauksit Juni 2023, secara bertahap akan buat yang lainnya. Hal ini dilakukan sesuai Undang-undang Nomor 2 tahun 2020 tentang Pertambangan," jelasnya.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Buka-Bukaan Soal Hilirisasi & Ketahanan Energi RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular