Energy & Mining Outlook 2023

3 Kunci Subsidi Energi RI Bisa Terpangkas Gila-gilaan

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
23 February 2023 11:32
Sejumlah warga mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Menteng Dalam, Jakarta, Sabtu (21/1/2023). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Foto: (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Energi Nasional (DEN) mengungkapkan kunci agar Indonesia bisa selamatkan anggaran subsidi yang terus membengkak setiap tahunnya.

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto menyebut, ada tiga kunci utama agar subsidi energi RI bisa terpangkas. Ketiga kunci tersebut yaitu penggunaan kendaraan listrik, kompor listrik, hingga pengalihan Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke Dimethyl Eter (DME) yakni gas berbasis batu bara.

"Fokuslah kepada 3 komoditi impor dan substitusinya, kalau ada program DME, kompor listrik, EV (kendaraan listrik), itu segera didorong. Kalau seluruh masyarakat pakai EV itu kita aman. Kalau 5 tahun ke depan pakai kompor listrik semua, artinya subsidi alhamdulillah (aman)," jelasnya dalam acara "Energy & Mining Outlook 2023" CNBC Indonesia, Kamis (23/02/2023).

Dia mengatakan, tiga kunci ini perlu didorong oleh perusahaan energi, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi seperti PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).

Pasalnya, kedua BUMN ini memiliki peran penting dalam hal penyediaan energi di Tanah Air.

Pasalnya, bila perang dunia makin memanas, maka ini bisa berbahaya dan berdampak negatif bagi pengadaan energi di dalam negeri, terutama ketika masih bergantung pada beberapa komoditas energi, seperti minyak, BBM, dan LPG.

"Presiden sudah sering ingatkan hati-hati krisis global dunia. Mohon internal Pertamina dan PLN, manajemen sudah setuju dalam mengambil keputusan dan budgeting, pendelegasian harus diutamakan porsinya, saat ini masih lambat karena persetujuan persero," ucapnya.

"Itu mudah-mudahan bisa diperbaiki karena ekonomi kita pasti akan goyang apabila 3 komoditi tadi, negara yang ekspor LPG, BBM, dan lain-lain kalau mereka hentikan karena perang dan lain-lain, kita akan collapse," lanjutnya.

Dia pun mengingatkan ini pernah terjadi ketika harga komoditas, terutama minyak mentah dunia melonjak pada 2022 akibat meletusnya perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, subsidi energi RI pun ikut melonjak.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi subsidi energi dan kompensasi membengkak hingga menjadi Rp 551,2 triliun pada 2022. Subsidi tersebut setara dengan 17,9% dari total belanja negara pada tahun lalu.

Realisasi subsidi energi pada 2022 juga menembus 109,7% dari yang direncanakan dalam Perpres 98/2022 yakni Rp 502,4 triliun.

Realisasi tersebut juga hampir tiga kali lipat dibandingkan pada realisasi tahun 2021 yang tercatat Rp 188,3 triliun. Juga, melonjak tajam dibandingkan pada 2020 (Rp 108,8 triliun) dan 2019 (Rp 144,4 triliun).

Padahal, harga BBM bersubsidi seperti Solar dan Pertalite (RON 90) juga telah dinaikkan menjadi Rp 6.800 dan Rp 10.000 per liter pada 3 September 2022 lalu.

Seperti diketahui, mulanya subsidi energi dan kompensasi pada APBN 2022 ditetapkan sebesar Rp 152 triliun. Namun, pemerintah pada Mei 2022 akhirnya memutuskan untuk menaikkan subsidi energi dan kompensasinya untuk memitigasi dampak lonjakan energi.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Amankan Pasokan BBM-LPG di Momen Tahun Baru 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular