Demi Stabilkan Harga Beras, Sri Mulyani Kucurkan Rp 900 M

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
Kamis, 23/02/2023 07:50 WIB
Foto: Pekerja mengangkat karungan beras di Pasar Tradisional Kebayoran Lama, Rabu, (22/2). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, hingga Januari 2023 telah merealisasikan anggaran sebesar Rp 900 miliar dalam upaya menjaga ketahanan pangan di Indonesia.

Lewat anggaran ketahanan pangan tersebut, Sri Mulyani berharap harga beras yang saat ini sudah melonjak, bisa stabil kembali.

"Kami berharap alokasi anggaran untuk ketahanan pangan bisa menangani masalah harga pangan, terutama beras yang diharapkan bisa stabil," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (22/2/2023).


Adapun realisasi anggaran ketahanan pangan yang sebesar Rp 900 miliar tersebut naik 18,4% dari realisasi anggaran ketahanan pangan pada Januari 2022 yang sebesar Rp 720 miliar.

Secara rinci, dana Rp 900 miliar tersalur ke sejumlah kementerian/lembaga (K/L). Sebesar Rp 630,8 miliar digunakan untuk pembangunan bendungan dan irigasi lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kemudian, sebesar Rp 125,4 miliar disalurkan kepada Kementerian Pertanian dan sebesar Rp 99,4 miliar kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan, utamanya untuk kegiatan teknis masing-masing kementerian.

Seperti diketahui, kategori volatile food, termasuk beras memiliki andil sebesar 16,5% terhadap inflasi. Sementara inflasi volatile food pada Januari 2023 tercatat sebesar 5,7%.

Adapun, pada Januari 2023 terjadi inflasi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 5,28% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,98.

Oleh karena itu, stabilisasi harga pangan adalah langkah penting bagi pemerintah. Dalam APBN 2023, pemerintah diketahui telah mengamankan anggaran sebesar Rp 104,2 triliun untuk ketahanan pangan.

Di sisi lain, pemerintah juga telah menetapkan harga pembelian baru untuk beras atau gabah demi menjaga agar harga beras tidak semakin liar. Dengan ketetapan baru ini, laju kenaikan harga beras dibatasi dengan mekanisme batas atas.

Di mana, harga pembelian yang baru ini lebih mahal sekitar 8-9% dibandingkan harga yang yang berlaku sebelumnya.

Dengan ketetapan ini pengadaan beras untuk cadangan pemerintah oleh Perum Bulog juga diharapkan bisa optimal, terutama jelang puncak panen raya.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, langkah itu untuk mempercepat penurunan harga beras di pasar.

"Supaya bisa jalan cepat. Buat Bulog dan seluruh penggilingan padi," kata Arief kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/2/2023).

Arief merinci, telah disepakati harga pembelian gabah/ beras oleh penggilingan padi dengan harga batas bawah dan batas atas sebagai berikut:

- GKP (gabah kering panen) tingkat petani
Batas Bawah Rp4.200 per kg
Batas Atas Rp4.550 per kg

- GKP tingkat penggilingan
Batas Bawah Rp4.250 per kg
Batas Atas Rp4.650 per kg

- GKG (gabah kering giling) tingkat penggilingan
Batas Bawah Rp5.250 per kg
Batas Atas Rp5.700 per kg

- Beras Medium di gudang Bulog
Batas Bawah Rp8.300 per kg
Batas Atas Rp9.000 per kg.


(cap/cap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Beras di Jepang 'Meroket', Memicu Inflasi Inti