Dalam Sebulan, Sri Mulyani Tarik Utang Baru Rp 95,6 T

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
22 February 2023 17:00
INFOGRAFIS, Utang Luar Negeri RI Turun, Dari China Sisa Segini
Foto: Ilustrasi Jokowi (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pada Januari 2023 telah melakukan penarikan utang sebesar Rp 95,6 triliun.

Realisasi penarikan utang yang sebesar Rp 95,6 triliun tersebut sudah mencapai 13,7% dari target penarikan utang pada tahun ini yang dipatok sebesar Rp 696,3 triliun.

"Pembiayaan utang Januari 2023, kami sudah merealisasikan Rp 95,6 triliun," ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (22/2/2023).

Adapun realisasi pembiayaan neto pada Januari 2023 lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada Januari 2022 yang minus Rp 3 triliun. Artinya pelunasan utang jatuh tempo pada periode tersebut lebih besar dibandingkan penerbitan utang baru.

Sri Mulyani merinci, penarikan utang dilakukan melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) secara neto sebesar Rp 99,4 triliun atau telah mencapai 13,9% dari target yang sebesar Rp 712,9 triliun.

Penerbitan SBN pada Januari 2023 ini juga lebih tinggi dibandingkan penerbitan SBN pada Januari 2022 yang tercatat minus Rp 16 triliun.

Sri Mulyani bilang, pemerintah telah menerbitkan SBN ritel perdana di awal tahun ini dengan total penerimaan Rp 22,2 triliun.

Minat masyarakat terhadap penerbitan utang ritel tersebut dinilai sangat tinggi, tercermin dari jumlah pembelinya yang mencapai 62.375 investor.

"Penerbitan ini mencatatkan jumlah investor terbesar dan tingkat kriteria tertinggi sepanjang penerbitan SBN Ritel Online," ujarnya.

Penerbitan SBN dalam bentuk valuta asing atau valas juga telah dilakukan pemerintah di awal tahun ini, dengan nilai mencapai US$ 3 miliar atau ekuivalen Rp 46,8 triliun.

Adapun realisasi penarikan utang lewat pinjaman pada Januari 2023 tercatat minus Rp 3,7 triliun. Sementara pada Januari 2022, penarikan utang dari pinjaman mencapai Rp 12,9 triliun.

Kendati telah melakukan penarikan utang hingga Rp 95,6 triliun, kinerja APBN pada Januari 2023 tercatat surplus sebesar Rp 90,8 triliun.

Surplus APBN pada Januari 2023 ditopang dari pendapatan negara dari pajak, cukai, hingga PNBP yang mencapai Rp 232,2 triliun atau telah tumbuh 48,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara belanja negara pada Januari 2023 tercatat sebesar Rp 141,4 triliun atau naik 11,2% dibandingkan dengan Januari 2022. Sehingga APBN mencatatkan surplus pada awal bulan di tahun ini.

Penerbitan SBN Ritel Akan Digencarkan

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengungkapkan akan terus menggencarkan penerbitan SBN Ritel.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Suminto dalam kesempatan yang sama.

"Kami terus mendorong pengembangan instrumen ritel ini dalam rangka memperluas basis investor dan menjaga ketahanan pasar domestik kita," jelas Suminto.

Adapun nilai penerbitan SBN ritel meningkat sejak 2019. Suminto merinci, pada 2019 penerbitan SBN ritel sebesar Rp 49,9 triliun, meningkat menjadi Rp 76,8 triliun pada 2020.

Kemudian pada 2021, nilai penerbitan SBN ritel melonjak menjadi Rp 97,2 triliun dan naik lagi menjadi Rp 107,4 triliun pada 2022. Di tahun ini diproyeksikan penerbitan SBN ritel akan mencapai Rp 130 triliun.

"Tahun ini kami memproyeksikan SBN Ritel terbit pada kisaran Rp 130 triliun," jelas Suminto.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mantap Bu Sri Mulyani! Surat Utang RI Diburu Asing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular