
Buku Setoran Pajak Sri Mulyani Menghijau di Awal Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan penerimaan pajak per Januari 2023, mencapai Rp 162,23 triliun atau 9,4% dari target di APBN 2023.
Dia menuturkan penerimaan pajak ini tumbuh 48,60% secara tahunan (year-on-year/yoy). Namun, pertumbuhannya melambat jika dibandingkan dengan Januari 2022, yang tumbuh 59,49%.
Pertumbuhan melambat dari tahun sebelumnya karena pertumbuhan tahun 2022 masih dipengaruhi basis rendah pada penerimaan 2021. Meski melambat, dia menilai pertumbuhannya tetap tinggi.
"Jadi ini salah satu yang menggambarkan di satu sisi kita melihat pemulihan ekonomi yang bagus dan reformasi UU HPP memberikan kontribusi dari sisi pencapaian penerimaan perpajakan yang sangat kuat," papar Sri Mulyani dalam slidenya di Konferensi Pers APBN KITA Februari 2023, Rabu (22/2/2023).
Adapun, dia juga menuturkan kinerja penerimaan pajak yang sangat baik dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi yang meningkat pada bulan Desember sejalan dengan libur Natal dan Tahun Baru.
Dari pos penerimaan pajak, PBB mencatatkan pertumbuhan tertinggi hingga 118,72% menjadi Rp 1,29 triliun.
"Ini adalah penerimaan yang sangat bagus," tegasnya.
Kemudian, PPN dan PPnBM juga tumbuh tinggi hingga 93,86% menjadi Rp 74,64 triliun. Kenaikan ini didorong oleh kegiatan ekonomi masyarakat yang meningkat dan kenaikan tarif PPN pada tahun ini.
Sementara itu, PPh nonmigas tumbuh 28,03% menjadi Rp 78,29 triliun. Sayangnya, PPh migas turun 10,09% menjadi Rp 8,03 triliun.
Penurunan ini, kata Sri Mulyani, dipicu oleh turunnya harga minyak dan gas.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani: Setoran Pajak Tembus Rp1.388 T di September 2023