Ada 'Momok Seram' Intai RI, Sri Mulyani Cs Siaga!

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
22 February 2023 09:51
Konferensi Pers APBN KITA Februari 2023. (Tangkapan layar youtube Kemenkeu)
Foto: Konferensi Pers APBN KITA Februari 2023. (Tangkapan layar youtube Kemenkeu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi yang digambarkan sebagai 'momok seram' di seluruh dunia, menjadi perhatian khusus bagi para pemangku kebijakan di tanah air.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (22/2/2023).

"Inflasi akan masih jadi isu yang sangat menjadi perhatian dari pengambil kebijakan terutama pada paruh pertama 2023," ujarnya.

Sri Mulyani menjelaskan, bukan hanya di Indonesia saja yang saat ini fokus terhadap laju inflasi. Tapi hampir seluruh negara di dunia. Sebab sekarang harga komoditas di energi tengah mengalami penurunan.

"Karena coal menurun, CPO menurun, Brent menurun, gas menurun, ini tentu memberikan sumbangan terutama inflasi yang berasal dari komoditas energi di negara maju," ujarnya lagi.

Di Amerika Serikat misalnya, meskipun inflasinya tengah dalam tren penurunan, namun tingkat inflasinya masih tinggi yakni 4%, namun masih jauh dari target inflasi yang sebesar 2%.

Begitu juga inflasi yang terjadi di Eropa, setelah laju inflasinya sempat menyentuh level tertinggi yakni 8%, dan sekarang sudah menurun pada level 6%. Laju inflasi ini masih tinggi.

Begitu juga negara-negara berkembang seperti di Brazil yang tingkat inflasinya masih pada level 5%, India 6,7%, dan China 2,3%.

Sementara di Indonesia, laju inflasi masih tertahan pada level 5,3% pada Januari 2023, dengan suku bunga acuan Bank Indonesia 5,75%.

Oleh karena itu, kata Sri Mulyani para pemangku kebijakan, dalam hal ini pemerintah dan Bank Indonesia akan terus berkoordinasi untuk bisa mengendalikan laju inflasi di tanah air.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Curhat Sri Mulyani 'Pontang-Panting' Jaga Inflasi RI di 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular