Akademisi Ungkap Solusi Tingkatkan Budidaya Perikanan di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Fredinan Yulianda mengungkapkan masih banyak persepsi buruk terkait konsumsi boga bahari. Banyak yang tidak menyukai ikan, udang, hingga kepiting karena rasa amis, tidak tersedia dalam kondisi segar, hingga alergi.

"Asal bisa meningkatkan minat konsumsi dengan menyediakan udang atau ikan dengan kualitas baik, segara ataupun olahan," ujar Fredinan dalam Food Agri Outlook 2023, Selasa (21/2/2023).

Penerapan teknologi pada peningkatan kualitas dan rasa juga harus dikembangkan, sehingga bisa digemari masyarakat. Dia mengatakan sertifikasi dari budidaya dan kualitas boga bahari pun perlu dikembangkan.

"Kalau menggunakan pemanfaatan udang dari tangkapan agak bervariasi kualitas yang diterima di pasar, kalau lokasi dekat lebih baik. Bagaimana menghadirkan teknologi dari udang sampai ke pasar dan konsumen agar segar. Itu sangat penting," ujarnya.

Kemudian, media budidaya perikanan harus dikembangkan agar efektif dan efisien, serta meningkatkan kualita. Fredinan mengatakan menghasilkan benih berkualitas pun penting, dan diperlukan peningkatan riset genetik produk benih.

Riset dan kualitas pakan pun harus diperhatikan, karena akan mempengaruhi budidaya. Sayangnya, menurut dia, riset yang ada belum mampu menembus industri pakan. Dia menyebutkan kajian non teknis pada penyediaan ikan segar juga berperan penting.

"Padahal kalau bisa dimanfaatkan bisa meningkatkan kualitas udang. Pertumbuhan juga penting untuk skala produksi besar, begitu juga kualitas dagingnya. Dalam ekspor udang, kualitas daging berperan penting dan kita seringkali terkendala pada kualitas dagingnya," pungkasnya.

Baca: Ini Alasan AS Lebih Tertarik Udang Ekuador Ketimbang RI

(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor Udang Indonesia Terhalang Ekuador, Kok Bisa?