Raksasa Otomotif China Lagi Dilobi, Luhut Beberkan Alasannya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
21 February 2023 13:40
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di acara Mandiri Investment Forum 2023. (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di acara Mandiri Investment Forum 2023. (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah saat ini terus gencar untuk menggaet investor asing untuk berinvestasi di proyek ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Salah satu yang kini tengah didekati yaitu pabrikan raksasa mobil listrik asal China, yakni BYD.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, hal tersebut juga seiring dengan aturan teknis dan insentif kendaraan listrik yang akan terbit dalam waktu dekat. Ia pun berharap Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur besaran subsidi kendaraan listrik dapat selesai dalam Minggu pertama Maret mendatang.

"Kita harapkan Minggu pertama Maret harus sudah keluar (Peraturan Menteri Keuangan tentang subsidi kendaraan listrik), karena kan prosesnya panjang kita hari ini, kita mau minta BYD masuk untuk kita putuskan," ungkap Luhut ditemui di kantornya di Jakarta, Senin (20/02/2023).

Di samping itu, saat ini Luhut juga telah mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo untuk segera menjalankan komitmen RI untuk masuk ke dalam ekosistem kendaraan listrik.

Lantas, mengapa akhirnya Pemerintah Indonesia kembali mengajak investor asal China untuk berinvestasi kendaraan listrik di Tanah Air?

Luhut menjelaskan, rencana kerja sama dengan China ini juga termasuk antisipasi pasar ekspor mobil listrik ke depannya. Menurutnya, jika produksi mobil listrik di Indonesia telah mencapai skala besar dan masih berpotensi untuk diekspor, maka pasar China bisa menjadi tujuannya.

"Kita kaitkan dengan China karena kan bisa juga market jika kita ekspor ke China," ucapnya.

Seperti diketahui, Indonesia juga menggaet investor baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV) ternama asal China, yakni CATL, untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Dengan juga menggaet investor kendaraan listrik asal China, menurutnya Indonesia tidak hanya berhenti pada proyek baterai EV.

"Kita kalau tidak melakukan ini, kita nanti berhenti pada prekursor dengan katoda saja," ujarnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan selain melakukan penjajakan kerja sama dengan Tesla, pemerintah juga tengah melakukan penjajakan kerja sama dengan BYD. Bahkan, pemerintah bakal mengadakan pertemuan dengan perusahaan Tiongkok dalam waktu dekat ini.

"Saya kira nanti Februari ini, nanti saya dengan pak Rahmat juga sudah diundang untuk datang ke BYD di Tiongkok untuk kita bicarakan apa sih yang mereka minta supaya mereka mau masuk Indonesia," ujar Seto dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Jumat (03/02/2023).

Kerja sama dengan BYD tentunya menjadi peluang bagi Indonesia. Apalagi, menurut Seto, BYD saat ini nomor satu untuk penjualan mobil listrik, mengalahkan raksasa asal Amerika Serikat yakni Tesla.

"Kita tahu BYD itu sekarang adalah nomor satu untuk penjualan mobil listriknya sudah bisa berhasil mengalahkan Tesla. Saya kira ini juga satu target utama kita," kata dia.


(Verda Nano Setiawan/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng.. Luhut Sebut Motor Listrik Akan Disubsidi Rp 6,5 Juta!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular