Jreeng! China Bakal Ubah Situasi Dunia Tahun Ini

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 21/02/2023 14:25 WIB
Foto: REUTERS/DADO RUVIC

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembukaan kembali ekonomi di China, diramal akan mampu meredam lonjakan inflasi global. Namun, belum sepenuhnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi global.

Senior Ekonom BCA Lazuardin Thariq Hamzah dan Barra Kukuh Mamia dalam riset terbarunya, menjelaskan, disinflasi barang global pasca pandemi tidak lepas dari pembukaan ekonomi di China.

Seperti yang terjadi sebelumnya, pembukaan kembali ekonomi pasca pandemi cenderung menguntungkan sektor jasa, terutama yang dihadapi klien seperti restoran dan perhotelan lainnya, yang seringkali memiliki keterkaitan minimal dengan ekonomi global.


"Dalam prospek ekonomi makro global 2023, kebijakan nol Covid-19 sejauh ini terbukti berdampak disinflasi terhadap ekonomi global," jelas riset terbaru dua ekonom senior BCA, dikutip Selasa (21/2/2023).

Disinflasi adalah situasi di mana inflasi mulai menurun. Artinya laju kenaikan harga yang lebih rendah dari yang sebelumnya.

Kendati demikian, pelaku pasar memandang skeptis, bahwa peran China tidak akan berdampak banyak dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global 2023.

Hal itu terlihat dari adanya aktivitas perdagangan China itu sendiri. Bagaimana barang-barang yang lebih murah dari China, memungkinkan konsumen di Amerika Serikat (AS) dan global mencatat pertumbuhan permintaan agregat yang positif.

Di sisi lain, peluang ekspor ke China masih terbatas. Sehingga dapat menghalangi produsen global untuk menikmati kue ekonomi China yang semakin besar.

"Sifat pembukaan kembali ekonomi pasca-pandemi menunjukkan kekhawatiran lain bahwa China mungkin tidak mampu berbagi pertumbuhannya dengan rekan-rekan globalnya," jelas Lazuardin dan Barra.

Istilah disinflasi juga sempat disinggung oleh Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) Jerome Powell. Dia menyebut di Amerika Serikat (AS) saat ini sudah terjadi disinflasi.


(cap/cap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Dijaga, Sektor Padat Karya Didorong Tumbuh