
Ramai-ramai Asing Kabur, RI Catat Rekor Terburuk 14 Tahun

BI mencatat defisit pada investasi portofolio menembus US$ 9,023 miliar pada 2022. Jumlah tersebut berbanding terbalik dengan surplus US$ 5,09 miliar pada 2021.
Defisit terutama terjadi karena penarikan dana besar-besaran pada kuartal I dan III tahun lalu.
Defisit pada kuartal I tercatat US$ 3,18 miliar. Pada kuartal II angkanya turun menjadi US$ 450 juta tetapi naik lagi menjadi US$ 3,12 miliar pada kuartal III dan tercatat US$ 2,72 miliar pada kuartal IV-2022.
Sebagai catatan, pada kuartal I tahun lalu, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mulai menaikkan suku bunga acuan mereka.
Pada kuartal tersebut, perang Rusia-Ukraina juga meletus sehingga menimbulkan kekhawatiran di pasar keuangan global.
Pada kuartal III-2022, penarikan besar-besaran kembali terjadi setelah The Fed menaikkan suku bunga acuannya secara agresif sebesar 75 bps mulai Juni 2022.
Bank sentral Eropa juga sudah mulai menaikkan suku bunga. Di sisi lain, kasus Covid-19 di China melonjak sehingga prospek ekonomi global sangat suram.
Besarnya defisit investasi portofolio lebih disebabkan banyaknya investor asing yang menjual obligasi milik pemerintah atau SBN.
Arus modal asing yang keluar dari pasar SBN menembus US$ 6,89 miliar pada 2022. Jumlah tersebut melonjak 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan 2021 yang tercatat US$ 0,61 miliar.
Investor asing terutama menjual SBN tenor jangka panjang.
Sebaliknya, scara keseluruhan tahun, asing masih mencatatkan net buy di pasar saham senilai US$ 3,92. Namun, asing mencatatkan net sell sebesar US$ 1 miliar pada obligasi swasta.
Asing masih masuk masuk ke pasar saham Indonesia dan mencatat net buy hingga kuartal III-2022. Net sell baru terjadi pada kuartal IV-2022 yakni sebesar US$ 1,22 miliar.
Kondisi sebaliknya terjadi pada SBN di mana net inflow malah baru tercatat pada kuartal IV yakni sebesar US$ 0,8 miliar setelah tiga kuartal sebelumnya selalu mencatat net outflow.
Sementara itu, laju investasi langsung yang bergerak di sektor riil sendiri tetap solid. Investasi langsung menembus US$ 14,12 miliar. Namun, jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan pada 2021 yang tercatat US$ 17,29 miliar.
Secara keseluruhan, NPI mencatatkan surplus sebesar US$ 4 miliar, lebih kecil dibandingkan surplus pada 2021 yang tercatat US$ 13,5 miliar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
[Gambas:Video CNBC]
