Internasional

Pemerintah China Tebar BLT, Warganya Malah Ngamuk

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 February 2023 10:30
Kenaikan kasus Covid-19 di ibu kota China, Beijing, mendorong kekhawatiran akan penguncian (lockdown) yang ketat. Hal ini memicu panic buying di kalangan warga. (AP/Andy Wong)
Foto: Kenaikan kasus Covid-19 di ibu kota China, Beijing, mendorong kekhawatiran akan penguncian (lockdown) yang ketat. Hal ini memicu panic buying di kalangan warga. (AP/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - China dilaporkan akan memberikan subsidi tunai sebesar 40 yuan atau sekitar Rp 88.000 per bulan kepada penduduk berpenghasilan rendah. Tawaran bantuan datang untuk meredam dampak kenaikan harga pangan.

Menurut Komisi Pembangunan dan Reformasi Kota Beijing, regulator ekonomi kota, lebih dari 300.000 orang berpenghasilan rendah masing-masing akan menerima pembayaran tunai sebesar 40 yuan per bulan. Pembayaran pertama akan diberikan akhir bulan ini dan tidak jelas berapa lama akan berlanjut.

"Pada Januari, harga makanan di Beijing naik sebesar 6,6%, memenuhi persyaratan untuk memulai program subsidi terkait harga," kata seorang pejabat dari komisi dalam laporan pekan lalu, sebagaimana dikutip dari surat kabar Beijing Daily, Selasa (21/2/2023).

"[Kami akan] berusaha melakukan pekerjaan dengan baik dalam memastikan penghidupan dasar bagi orang-orang yang membutuhkan ... dan terus meningkatkan rasa keuntungan, kebahagiaan, dan keamanan masyarakat."

Namun, tawaran Beijing tidak diterima dengan baik oleh publik. Para pengguna media sosial mengeluh tentang tingginya biaya hidup di kota.

"40 yuan? Apakah kamu serius? [Ketika] orang berpenghasilan rendah naik kereta bawah tanah untuk mengumpulkan uang dan kemudian mereka kembali, mereka kehilangan 8 yuan," kata salah satu komentar di Weibo, yang dikutip CNN International.

"Apakah itu seperti penghinaan? [Jumlahnya] hanya menyubsidi semangkuk mie," kata pengguna Weibo lainnya.

Beberapa orang mengkritik sistem kesejahteraan sosial negara yang lemah, sementara yang lain mengecam langkah pemerintah untuk menghapus miliaran utang ke negara lain.

"Tidak bisakah kita mempertanyakan langkah itu? Menurut Anda, apakah sistem kesejahteraan di negara kita saat ini sudah baik? Bisakah itu memenuhi kebutuhan orang?" kata seorang yang lain.

China sebelumnya meluncurkan program subsidi berpenghasilan rendah pada 2011 untuk menawarkan bantuan tunai kepada yang membutuhkan. Ini muncul saat indeks harga konsumen atau harga makanan mencapai ambang batas tertentu. Setiap kota atau wilayah menetapkan standarnya sendiri karena biaya hidup bervariasi di seluruh negara.

Adapun, inflasi China naik menjadi 2,1% pada Januari secara tahunan. Meskipun angka itu tetap relatif rendah dibandingkan dengan negara lain, harga pangan telah melonjak 6,2%, dengan harga daging babi dan buah naik paling tinggi.

Khusus di Beijing, harga pangan melampaui tingkat nasional. Harga sayuran melonjak 24% bulan lalu.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: BLT Pangan Rp 600 Ribu Terbaru Jokowi Batal Cair Bulan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular