Internasional

'Anak Badung' Eropa, Terang-terangan Tolak Sanksi untuk Rusia

luc, CNBC Indonesia
Senin, 20/02/2023 15:20 WIB
Foto: Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban (AP Photo/Francisco Seco, Pool)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sanksi Barat terhadap Rusia atas Ukraina dinilai telah gagal mengakhiri konflik, tetapi malah mendatangkan malapetaka pada ekonomi Eropa dan mendorong inflasi. Hal itu disampaikan Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban.

Dalam unggahan di Facebook-nya, Orban menawarkan kritik pedas terhadap sanksi Uni eropa (UE), mengeklaim Eropa sedang berjuang untuk mengatasi inflasi karena pembatasan yang diberlakukan Brussel di sektor energi.

"Nama penyakitnya adalah... inflasi, dan virusnya disebut sanksi Brussel," katanya, dilansir Russia Today, Senin (20/2/2023).


Orban mencap sanksi tersebut sebagai "senjata kebijakan perang Brussel", menambahkan bahwa meskipun UE menggunakan alat ini untuk menargetkan Rusia, hal itu justru merugikan Eropa.

"Belum lama ini Brussel berjanji bahwa sanksi ini akan mengakhiri perang. Setahun telah berlalu, dan akhir perang tidak semakin dekat, tetapi semakin jauh," tegasnya.

Orban melanjutkan dengan mengatakan bahwa sementara otoritas UE berjanji bahwa sanksi tidak akan diperluas ke sektor energi, pada akhirnya mereka membuat harga gas alam mencapai rekor tertinggi.

"Jadi, kenaikan harga gas itu segera dibarengi dengan kenaikan harga listrik, sekalipun listrik itu tidak diproduksi dengan turbin gas, melainkan dengan energi matahari, angin, tenaga air, pembangkit listrik tenaga batu bara, atau energi nuklir," ujarnya.

"Jika Brussel ingin berperang, ia harus melawan inflasi. Ternyata tidak," tuturnya.

Orban menyatakan otoritas Hungaria melakukan yang terbaik untuk melindungi keluarga dan perusahaan dari kejatuhan ekonomi.

Hungaria, negara yang sangat bergantung pada energi Rusia, telah berulang kali berbicara menentang sanksi yang diberlakukan UE terhadap Moskow sejak memulai operasi militernya melawan Ukraina pada Februari 2022. Budapest berpendapat bahwa pembatasan tersebut telah gagal melemahkan Rusia secara berarti, sekaligus merusak kekuatan Rusia. ekonomi Eropa.

Pada akhir Januari, Orban juga memberi isyarat bahwa negara NATO itu juga akan memveto setiap sanksi Uni Eropa yang menargetkan sektor energi nuklir Rusia. Budapest juga menolak rencana blok untuk sepenuhnya melarang impor minyak dan gas dari Rusia, menerima beberapa pengecualian untuk pengadaan bahan bakar fosil dari negara tersebut.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS-Rusia Pimpin Nuklir Dunia, Asia Mulai Ngebut