Internasional

Bukan Rusia! China Disebut Jadi Pemegang Kunci Perang Dunia 3

luc, CNBC Indonesia
20 February 2023 06:20
Tentara menghadiri latihan militer strategis Vostok-2022
Foto: Tentara menghadiri latihan militer strategis Vostok-2022" (Timur 2022) di Moskow, Rusia, Kamis (1/9/2022). Latihan militer gabungan itu diikuti oleh negara-negara yang bersahabat dengan Rusia seperti China, Belarusia, India, Mongolia dan Suriah. Lebih dari 50.000 tentara dan lebih dari 5.000 unit peralatan militer, termasuk 140 pesawat dan 60 kapal, dilibatkan dalam latihan tersebut. (Photo by Russian Defense Ministry / Handout/Anadolu Agency via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - China disebut memegang kunci Perang Dunia 3 dengan memanfaatkan konflik yang tengah terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Kolumnis New York Times Thomas Friedman memperingatkan pada bahwa China dapat mendorong konflik Rusia-Ukraina menjadi "perang dunia sejati".

Dalam Meet the Press NBC, dia menilai China ingin perang di Ukraina berkepanjangan karena itu membuat Amerika Serikat (AS) terikat dan membuat stok persenjataan menipis.

Menurutnya, China akan "menyukai Rusia yang lemah yang terpaksa bergantung secara ekonomi pada mereka", menambahkan bahwa China tidak "menginginkan Rusia yang runtuh".

"Itu adalah sinyal yang sangat buruk bagi Taiwan jika Barat dapat menjatuhkan Rusia. Jadi, saya pikir China mungkin khawatir tentang itu. Tapi saya pikir Anda tidak bisa melebih-lebihkan betapa pentingnya jika China melakukan itu, maka ini akan menjadi perang dunia yang sebenarnya. Itu memengaruhi setiap pasar global dan kita berada di dunia yang benar-benar baru," katanya, dikutip dari Newsweek, Senin (20/2/2023).

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia memperingatkan mitranya dari China tentang "konsekuensi serius" karena mendukung Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.

Ketika ditanya bukti apa yang AS miliki untuk membuktikan bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memberikan bantuan mematikan ke Rusia, Blinken menjawab bahwa China seperti bermain dua kaki.

"China mencoba mendapatkan keduanya. Secara terbuka mereka menampilkan diri sebagai negara yang berjuang untuk perdamaian di Ukraina, tetapi kami telah melihat selama beberapa bulan terakhir ini, penyediaan bantuan tidak mematikan yang langsung membantu dan mendukung upaya perang Rusia," tuturmya.

Menurutnya, China bahkan sangat mempertimbangkan untuk memberikan bantuan mematikan ke Rusia meskipun belum dilakukan hingga saat ini.

Pensiunan Letnan Jenderal Mark Hertling, mantan panglima Angkatan Darat AS Eropa, mengatakan kepada Newsweek bahwa merupakan kepentingan China untuk melihat AS terus mendukung Ukraina.

"Sementara AS dan negara-negara barat lainnya memasok senjata, dukungan, dan intelijen dalam perjuangan eksistensial Ukraina untuk mendapatkan kembali kendali atas perbatasan kedaulatan mereka, China dapat memperluas jangkauan strategis mereka di banyak wilayah di luar perbatasan mereka sambil terus mengatasi tantangan domestik mereka sendiri," katanya.

Senada, pensiunan Letnan Jenderal Ben Hodges dan juga mantan komandan Angkatan Darat AS Eropa, mengatakan kepada Newsweek makin jelas bahwa China secara aktif mendukung Rusia dengan bantuan, meskipun berusaha melakukannya tepat di bawah ambang sanksi.

"Perang di Ukraina tidak terpisah dari ancaman China di kawasan Indo-Pasifik. Pertahanan kebebasan dari otokrasi (Rusia, China, Iran, Korea Utara) dan pertahanan tatanan internasional berbasis aturan (Piagam PBB) , kedaulatan, kebebasan navigasi, penghormatan terhadap hak asasi manusia), berjalan melalui Ukraina."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Akhirnya Terang-terangan Dukung Penuh Rusia di Perang Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular