
Duka Gempa Belum Usai, Israel Bombardir Suriah, 15 Tewas

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum usai masalah gempa bumi, Suriah kini dibombardir Israel. Serangan udara dari Negeri Yahudi pada Minggu (19/2/2023) pagi waktu setempat menewaskan 15 orang termasuk dua warga sipil Suriah.
Rami Abdel Rahman dari Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) menyebut serangan Israel juga merusak parah sebuah bangunan di distrik Damaskus yang menampung badan-badan keamanan negara. Serangan meninggalkan lubang menganga di jalan.
"Serangan itu menargetkan pertemuan yang melibatkan pejabat rezim Suriah dan merupakan serangan Israel paling mematikan di ibu kota Suriah sejak perang saudara dimulai," kata Rami, dikutip dari AFP.
Serangan juga merusak jalan dan menghancurkan gedung 10 lantai yang berdekatan di distrik Kafr Sousa, yang merupakan rumah bagi pejabat senior negara dan markas intelijen Suriah, kata Observatorium berbasis di Inggris itu.
Seorang wanita juga tewas di distrik Mazraa, kemungkinan terkena ketika amunisi anti-pesawat Suriah jatuh, tambahnya. Sehingga belum jelas siapa yang menjadi sasaran serangan Israel tersebut.
Sementara itu, rudal lain menghantam gudang yang digunakan oleh pejuang pro-rezim Iran dan Hizbullah di dekat Damaskus, kata Observatorium, yang bergantung pada jaringan luas sumber di Suriah.
Kantor berita Iran Tasnim melaporkan tidak ada orang Iran yang terluka, menambahkan bahwa serangan itu menghantam tepat di tempat di mana komandan tertinggi Hizbullah Imad Mughniyeh tewas dalam pengeboman mobil tahun 2008 yang ditudingkan oleh kelompok Syiah Lebanon kepada Israel.
"Serangan itu adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, terutama karena Suriah berpacu dengan waktu untuk menghadapi konsekuensi bencana dari gempa yang menghancurkan," kata Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad.
Suriah saat ini berusaha untuk pulih dari gempa 6 Februari yang menewaskan lebih dari 46.000 orang, termasuk di Turki.
Adapun Israel, selama lebih dari satu dekade perang di Suriah, telah melakukan ratusan serangan udara terhadap tetangganya, terutama menargetkan tentara, pasukan Iran, dan Hizbullah, sekutu rezim Damaskus.
Konflik Suriah dimulai pada 2011 dengan penindasan brutal terhadap protes damai, dan meningkat hingga menarik banyak kekuatan asing dan ekstremis global. Hampir setengah juta orang telah terbunuh, dan konflik tersebut telah memaksa sekitar setengah populasi Suriah sebelum perang meninggalkan rumah mereka.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Menggila, Hujani Rudal ke Pangkalan Udara Suriah