
Netanyahu Makin Gila, Israel Terobos Masuk & Bombardir Tetangga Saudi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasukan Israel melakukan penggerebekan darat di sebuah lokasi militer Suriah dekat Damaskus pada Rabu (27/8/2025), sehari setelah melancarkan serangan udara di kawasan tersebut. Aksi ini kembali memicu ketegangan di perbatasan kedua negara.
Media pemerintah Suriah melaporkan, serangan udara Israel pada Selasa (26/8/2025) menewaskan enam tentara Suriah di dekat Kisweh, wilayah pinggiran Damaskus. Serangan berlanjut sehari setelahnya, disertai penggerebekan oleh pasukan darat Israel.
Kantor berita resmi Suriah, SANA, menyebut bahwa sebelum serangan terjadi, tentara Suriah menemukan "alat pengintaian dan penyadapan" di lokasi yang kemudian diserang Israel. Lokasi tersebut dilaporkan merupakan bekas pangkalan militer di Tal Maneh.
"Pasukan Israel melakukan serangan darat dengan detail yang belum dapat dipastikan, di tengah penerbangan pengintaian intensif yang terus berlangsung," tulis SANA dalam laporannya, dikutip Kamis (28/8/2025).
Sementara itu, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris menyebut lokasi tersebut menyimpan senjata milik Hizbullah, kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran.
"Ini adalah serangan darat Israel pertama sejak jatuhnya Bashar al-Assad pada Desember lalu," ungkap lembaga pemantau tersebut.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Suriah yang enggan disebut namanya mengatakan kepada AFP bahwa target serangan Israel memang terkait aktivitas militer di Tal Maneh.
Israel diketahui telah melancarkan ratusan serangan ke Suriah dalam beberapa tahun terakhir. Negeri itu juga menduduki sebagian besar zona demiliterisasi yang sebelumnya dipatroli PBB di sepanjang garis gencatan senjata.
Di tengah ketegangan tersebut, Israel dilaporkan membuka pembicaraan dengan otoritas sementara di Damaskus, meski belum ada kejelasan mengenai hasil negosiasi tersebut.
Israel Bombardir Yaman
Selain Suriah, Israel juga menyerang Yaman. Pemberontak Houthi Yaman menyebut serangan udara Israel di ibu kota Sanaa pada Minggu (24/8/2025) menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai lebih dari 90 lainnya. Angka ini direvisi dari laporan awal yang menyebut enam korban tewas dan 86 luka-luka.
"Sepuluh orang tewas dan 92 orang luka-luka dalam agresi Zionis," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi, Anees Alasbahi, Senin (25/8/2025).
Menurut kelompok Houthi, serangan tersebut menghantam sebuah pom bensin serta pembangkit listrik di Sanaa, wilayah yang berada di bawah kendali mereka.
Namun, militer Israel memberikan keterangan berbeda. Dalam pernyataannya, Tel Aviv mengklaim telah menyerang kompleks militer yang mencakup istana presiden, dua pembangkit listrik, dan sebuah depot bahan bakar.
"Serangan ini merupakan respons atas aksi berulang rezim teroris Houthi terhadap Israel dan warganya, termasuk dalam beberapa hari terakhir," demikian pernyataan militer Israel.
Sejak pecahnya perang Israel-Hamas di Jalur Gaza pada Oktober 2023, kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran berulang kali meluncurkan rudal dan drone ke arah Israel. Houthi berdalih aksinya merupakan bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Arab Gelap Gulita, Banyak yang Curiga Ulah Israel
