Hindari Jebakan Kelas Menengah, RI Tiru Jurus Korea Selatan

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah akan memanfaatkan strategi yang digunakan Korea Selatan supaya bisa keluar dari middle income trap alias jebakan negara berpendapatan menengah.
Pemerintah sebetulnya telah memiliki program khusus supaya Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2030 yang diberi nama Making Indonesia 4.0. Program itu mendorong pengembangan sektor manufaktur menjadi industri yang mampu memanfaatkan teknologi digital.
"Ini jadi syarat wajib untuk melepas Indonesia dari middle income trap, dari pendapatan yang ditargetkan di atas 2030 itu mencapai 12 ribu dolar per kapita," ujar Airlangga saat Pidato Ilmiah di UGM secara daring, Jumat (17/2/2023).
Strategi itu diakuinya menjadi salah satu strategi yang mengintip cara Korea Selatan hingga bisa menjadi negara maju. Strategi yang mencontek dari Korea Selatan kata Airlangga pemerintah lakukan karena Indonesia memiliki kesamaan dengan Korea Selatan saat ingin lepas dari middle income trap kala itu.
Diantaranya adalah sama-sama memperoleh bonus demografi. Menurutnya pada periode 2025-2045 bonus demografi di Tanah Air sebanyak 191 juta penduduk usia produktif dengan talenta muda dalam kurun waktu 15 tahun ke depan sebanyak 600 ribu orang setiap tahun.
"Tingginya tenaga produktif tersebut tentu jadi akselerator kalau kita ingin kalau dari middle income trap menjadi high income country. Tentu kita harus belajar dari Korea, salah satu negara yang bisa akselerasi pertumbuhan ekonomi berbasis bonus demografi," ucapnya.
Dari Korea Selatan, pemerintah kata dia belajar bahwa strategi pendidikan tidak hanya mengejar capaian pendidikan dasar, melainkan berorientansi pada industri atau vokasi, mendorong partisipasi angkatan kerja termasuk perempuan, dan kebijakan pada pembangunan infrastruktur yang masif seperti industri manufaktur.
"Secara spesifik saya usulkan technological enterpreneurship menjadi salah satu yang bisa dikembangkan dan kita melihat saat ini China menggunakan technology entreperenur ini sebagai strategi nasional untuk perkuat sektor yang tentunya jadi critical supply chain," tuturnya
Melalui strategi ini, dia mengatakan, pemerintah akan memulai dengan mengembangkan mobil listrik di tanah air sebagai salah satu industri yang sangat terintegrasi dari hulu sampai ke hilir. Pilihan ini dulu menurut Airlangga juga ditempuh Korea Selatan dengan mengembangkan sektor otomotif dan elektronik
"Indonesia bisa memilih bahwa supply chain untuk EV di Indonesia dapat menjadi pelontar agar Indonesia menjadi maju. Sama seperti saat Korea memilih otomotif dan elektronik sebagai industri unggulannya yang membawa negara tersebut keluar dari middle income trap," ucap Airlangga.
Untuk merealisasikan fokus program technopreneurship, pemerintah kata dia akan terus mendorong pendidkan enterpreneuship melalui program inkubasi, pengembangan riset, memperluas akses pembiayaan, akses peningkatan kapasitas usaha, serta membukakan akses jaringan kepada investor serta pasarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Daftar Negara Asean yang Bisa Selamat dari Jerat Resesi 2023
(mij/mij)