
Jokowi Pusing, Rakyat Apalagi! Macet DKI Bikin Tua di Jalan

- Kemacetan Ibu Kota Negara akhir-akhir ini marak menjadi perbincangan. Benar saja, lalu lintas yang padat bisa memakan waktu tempuh berjam-jam melebihi biasanya.
- Aktivitas warga Jakarta dan sekitarnya mulai membaik,pasca pandemi Covid-19 sebab itulah lalu lintas jadi padat merayap dimana-mana. Simak Record datanya.
- Kemacetan Jakarta beberapa waktu lalu sempat dikeluhkan Presiden Jokowi, Ia menganggap naiknya penjualan kendaraan bermotor di Tanah Air menjadi salah satu penyebabnya. Lantas mengapa? Padahal kendaraan umum juga sudah tersedia.
Jakarta, CNBC Indonesia - Kemacetan mulai membabi-buta warga Jakarta dan sekitarnya seiring dengan kembali normalnya mobilitas warga pasca pandemi Covid-19. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengungkapkan pusingnya lalu lintas Tanah Air yang sudah macet dimana-mana.
Padahal, kemacetan Jakarta sempat turun akibat situasi pandemi Covid-19 yang belum kunjung membaik, sehingga banyak warga belum kembali beraktivitas normal.
Apalagi, dalam 2 tahun terakhir Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat penularan Covid-19 tertinggi di Indonesia ini mewajibkan seluruh karyawan Work From Home (WFH) sehingga otomatis mobilitas menurun.
Bahkan tahun 2020 Pemprov DKI menyebut kualitas udara semakin baik sejak diberlakukan PSBB. Bahkan, saat Idul Fitri, kualitas udara di Jakarta terbaik dalam 5 tahun terakhir. Artinya, seiring dengan minimnya mobilitas polusi pun dapat terkendali.
Namun hal itu tinggal kenangan belaka, nyaris setiap hari terjadi kemacetan di jalanan Jakarta akhir-akhir ini semakin parah, tak mengenal waktu. Akibatnya, pengguna jalan mengalami kerugian akibat waktu tempuh yang semakin lama, bahkan berlipat-lipat.
Berdasarkan data yang di rilis oleh Numbeo yang merupakan sebuah data base yang membuat peringkat kota-kota di dunia berdasarkan statistik mencatatkan ada beberapa kota di dunia dengan kemacetan lalu lintas terparah. Parahnya Jakarta ada dalam 20 daftar tersebut.
Berdasarkan data tersebut Jakarta menempati urutan ke-17 dari 242 kota yang termacet di dunia. Rata-rata indeks waktu tempuh yang diperlukan untuk sekali jalan adalah 51,7 menit per jam.
Hal ini juga sejalan dengan record Jakarta traffic pada tahun 2022 yang di himpun oleh Tomtom Trafic. Dalam laporannya menunjukan bahwa waktu tempuh di Jakarta menunjukan peningkatan. Untuk menempuh jarak 10 kilometer (Km) waktunya bertambah 20 menit 50 detik.
Tomtom juga melakukan record live data yang mencatatkan kecepatan per jam dan waktu tempuh perjalanan per 10 Km di jakarta. Berikut rangkumannya dalam 2 hari terakhir.
Jokowi Bilang Peningkatan Penjualan Kendaraan Berujung Kemacetan
Pada acara perhelatan Indonesia International Motor Show di Jakarta Internationa Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/2/2023).Presiden Jokowi sempat menyinggung perkara kemacetan.
Mulanya, Jokowi mengatakan, industri otomotif Indonesia memiliki prospek yang sangat cerah, setiap tahun tumbuh sangat signifikan.
Peningkatan penjualan kendaraan itu berujung kepada meningkatnya keparahan kemacetan.
"Akibatnya kita sekarang macet di mana-mana. Di Jakarta macet, seperti saya pergi ke Surabaya macet, ke Bandung macet, terakhir ke Medan macet, karena memang penjualannya untuk mobil mencapai 1.048.000 dan kendaraan bermotor 5.221.000. Angka yang sangat besar sekali," kata Jokowi dalam catatan CNBC Indonesia.
Hal ini sejalan dengan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang mencatatkan , jumlah penjualan sepeda motor di pasar domestik sebanyak 5,22 juta unit pada 2022. Jumlah tersebut naik 3,24% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 5,06 juta unit.
Sementara penjualan mobil di pasar domestik secara wholesales sebesar 1,05 juta unit pada 2022. Angka ini naik 18,1% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 887.202 unit.
Dengan meningkatnya penjualan kendaraan bermotor ini menandakan banyak yang memilih bepergian menggunakan kendaraan pribadi? Bisa jadi jawabannya iya. Karena sejak membaiknya kondisi mobilitas pasca pandemi Covid-19, pekerja sudah mulai bekerja dari kantor atau Work From Officer (WFO). Otomatis kendaraan umum juga semaki ramai.
Bagaimana tidak, kalau kita melihat data Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mencatat, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mencapai152,51 juta unithingga 31 Desember 2022. Dari jumlah tersebut, sebanyak 126,99 juta unit atau 83,27% di antaranya berupa sepeda motor. Sebanyak 19,31 juta kendaraan bermotor di Indonesia merupakan mobil penumpang.
Direktur Angkutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan Tatan Rustandi untuk mengatasi kemacetan yang mengakar di Jakarta pihaknyan mendorong perbaikan sistem transportasi umum yang menyeluruh. Jika tidak, ya akibatnya orang akan memilih bepergian menggunakan kendaraan pribadi.
"Kemacetan di Jakarta sehebat apapun menciptakan sistem transportasi dengan baik, tanpa didukung sistem transportasi yang baik di sekitarnya, kemacetan akan tetap terjadi, sehingga orang cenderung menggunakan motor maupun kendaraan pribadi," katanya dalam acara Kampanye Jalan Hijau 2023 yang disiarkan di YouTube BPTJ, di Kutip Jumat (17/2/2023).
Sebagai catatan, bukan berarti penyediaan infrastruktur transportasi umum dari pemerintah dapat mengatasi kemacetan. Pertumbuhan infrastruktur tanpa atensi pemerintah pada transportasi publik serta adanya subsidi BBM hanya akan menambah tingkat kemacetan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)