Baru Awal Tahun, RI Sudah Ekspor Emas & Perhiasan Rp 12,3 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan ekspor logam mulia dan perhiasan/permata meningkat hingga US$257,9 juta atau 46,54% dari bulan sebelumnya.
Bahkan, nilai ini meningkat hingga 64,58% dibandingkan Januari 2022. Emas dan perhiasan ini menjadi komoditas nomor wahid yang menopang ekspor nonmigas pada Januari 2023.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah menjelaskan bahwa ekspor logam mulia dan perhiasan/permata pada Januari 2023 mengalami peningkatan US$ 257,9 juta atau 46,54% menjadi US$ 812,1 juta atau sekitar Rp 12,34 triliun (kurs Rp 15.200).
"Peningkatan ekspor komoditas nonmigas terbesar logam mulia dan perhiasan/permata dengan kode HS 71 mengalami peningkatan US$ 257,9 juta atau naik 46,54%," kata Habibullah.
Adapun, volume ekspor komoditas per Januari 2023 naik 43,70%. Jika dibedah, data BPS memperlihatkan bahwa kontribusi kenaikan ini dipicu logam mulia lainnya, termasuk logam dipalut dengan emas atau perak yang naik tajam dari nol menjadi US$ 19 juta.
Di luar itu, ekspor logam mulia dan perhiasan/permata lebih disumbang oleh ekspor mutiara budidaya yang tidak dikerjakan. BPS mencatat nilainya naik dari US$5,28 juta pada Januari 2022, menjadi US$14.04 juta dari US$ 1,89 juta atau melesat 165,59% per Januari 2023.
Kemudian, kontribusi peningkatan ekspor golongan HS71 ini didorong perhiasan logam mulia yang disepuh atau dipalut. Nilainya mencapai US$ 590,32 juta, naik 105,13% dari Januari 2022.
[Gambas:Video CNBC]
Ini Harta Karun Kerajaan Sriwijaya yang Tak Sengaja Ditemukan
(haa/haa)