
Pak Jokowi, RI Tekor Dagang dengan Thailand & Australia Nih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 yang sebesar US$ 3,87 miliar ternyata tak membuat kinerja ekspor Indonesia mendominasi perdagangan dengan negara-negara lainnya. Bahkan, posisi neraca dagang Indonesia dengan Thailand dan Australia saja masih mengalami defisit cukup dalam.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Habibullah mengatakan, neraca perdagangan non migas Indonesia dengan Thailand defisit terdalam pada Januari 2023, sebesar US$ 398,8 juta. Ini karena ekspor Indonesia ke negara itu hanya US$ 496,2 juta sedangkan impornya US$ 895 juta.
Defisit perdagangan dengan Thailand karena Indonesia kalah perdagangan untuk komoditas gula dan kembang gula yang minus US$ 201 juta, plastik dan barang dari plastik minus US$ 65 juta, serta mesin dan peraltan mekanis serta bagiannya minus US$ 61,4 juta.
"Thailand defisit terdalam pada komoditas gula dan kembang gula, plastik dan barang dari plastik, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya," kata Habibullah saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Selain dengan Thailand, perdagangan Indonesia juga kalah dengan Australia sebesar US$ 353,1 juta. Dengan komoditas penyumbang defisit diantaranya serealia minus US$ 154,1 juta, bahan bakar mineral US$ 123,2 juta, serta logam mulia dan perhiasan atau permata minus US$ 78,8 miliar.
Demikian juga dengan Argentina yang defisitnya sebesar US$ 247,1 juta terutama karena defisit untuk barang dagangan ampas dan sisa industri makanan sebesar US$ 227 juta, serealia minus US$ 23,5 juta, serta susu mentega, dan telur minus US$ 3,8 miliar.
Kendati begitu, Habibullah mengungkapkan, Indonesia juga mampu memenangkan perdagangan dengan sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Filipina, serta India. Negara-negara itu menjadi penyumbang surplus terbesar pada Januari 2023 sehingga neraca perdagangan Indonesia masih bisa surplus 33 bulan berturut-turut.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Januari 2023 ini membukukan surplus selama 33 bulan berturut-turut sejak Mei 2022, sedangkan komoditas migas defisit US$ 1,42 miliar dengan komoditas penyumbang defisit minyak mentah dan hasil minyak," ucap Habibullah.
Perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat tercatat surplus sebesar US$ 1,17 miliar terutama untuk barang-barang seperti mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$ 291,2 miliar, pakaian dan aksesorisnya US$ 182,4 juta, serta lemak dan minyak hewan/nabati US$ 175 juta.
Demikian juga dengan Filipina, surplusnya sebesar US$ 909,2 juta untuk barang-barang seperti bahan bakar mineral sebesar US$ 392,4 juta, kendaraan dan bagiannya US$ 235,1 juta, serta besi dan baja sebesar US$ 47,3 juta.
Dengan India, surplus pada Januari 2023 tercatat sebesar US$ 810, 5 juta dengan barang yang menjadi penyumbang surplus terbesar adalah bahan bakar mineral US$ 439,1 juta, lemak dan minyak hewani/nabati US$ 436 juta, serta besi dan baja sebesar US$ 109,9 juta.
"Jadi tiga negara dengan surplus neraca perdagangan non migas terbesar pada Januari 2023 yaitu Amerika Serikat, Filipina, dan India," kata dia.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuan Dagang Dari China & AS, RI Malah Keok Dari Negara Ini!