Internasional

Pemimpin Musuh Bebuyutan AS-Israel Datang ke China, Ada Apa?

luc, CNBC Indonesia
14 February 2023 16:00
This handout picture provided by the Iranian Presidency shows Iran's President Ebrahim Raisi (3rd-L) being escorted by government officials on his way to his aircraft as he departs from the capital Tehran's Mehrabad International Airport in Tehran on February 13, 2023 for a visit to China. (Photo by Iranian Presidency / AFP) / === RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT
Foto: Presiden Iran Ebrahim Raisi tiba di China, Selasa (14/2/2023). (AFP/handout)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Iran, negara musuh bebuyutan AS dan Israel, Ebrahim Raisi tiba di China pada Selasa (14/2/2023) untuk memulai kunjungan tiga hari yang bertujuan guna memperkuat kerja sama ekonomi dan mengonsolidasikan hubungan antarkedua negara.

Raisi akan mengadakan pembicaraan pribadi dengan timpalannya dari China Presiden Xi Jinping di ibu kota Beijing. Mereka diperkirakan akan menandatangani sejumlah "dokumen kerja sama", kata Teheran.

Iran dan China memiliki ikatan ekonomi yang kuat, terutama di bidang energi, transit, pertanian, perdagangan, dan investasi, dan pada 2021 menandatangani "pakta kerja sama strategis" selama 25 tahun.

Adapun, kedua negara menghadapi tekanan dari negara-negara Barat atas posisi mereka dalam serangan Rusia ke Ukraina, yang diluncurkan hampir setahun lalu.

Iran telah muncul sebagai salah satu dari sedikit sekutu Rusia yang tersisa karena Moskow telah didorong lebih dalam ke dalam isolasi internasional atas invasi tersebut.

Teheran menghadapi tuduhan dari negara-negara Barat bahwa pihaknya telah memasok drone bersenjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Tuduhan itu dibantah.

Pada Desember, Washington menguraikan apa yang dikatakannya sebagai hubungan yang luas antara Iran dan Rusia yang melibatkan peralatan seperti helikopter dan jet tempur serta drone, dengan item terakhir menghasilkan sanksi baru AS.

Sementara itu, serangan Moskow di Ukraina adalah masalah sensitif bagi Beijing, yang berusaha memposisikan dirinya sebagai netral tetapi menawarkan dukungan diplomatik kepada sekutu strategisnya, Rusia.

Perlu diketahui, Raisi dan Xi bertemu untuk pertama kalinya September lalu di Uzbekistan pada pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai, di mana presiden Iran menyerukan perluasan hubungan.

Menurut kantor berita negara Iran IRNA, Raisi akan mengambil bagian dalam pertemuan dengan pengusaha China dan warga Iran yang tinggal di negara tersebut.

China adalah mitra dagang terbesar Iran, kata IRNA, mengutip statistik 10 bulan dari otoritas bea cukai Iran. Ekspor Iran ke Beijing mencapai US$ 12,6 miliar, sementara Iran mengimpor barang senilai US$ 12,7 miliar dari China.

Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan Raisi juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang dan legislator top China Li Zhanshu.

"China dan Iran menikmati persahabatan tradisional, dan merupakan pilihan strategis kedua belah pihak untuk mengkonsolidasikan dan mengembangkan hubungan Tiongkok-Iran," kata Wang, dikutip AFP.

Beijing ingin "memainkan peran konstruktif dalam meningkatkan persatuan dan kerja sama negara-negara di Timur Tengah dan mempromosikan keamanan dan stabilitas kawasan", tambahnya.

Kunjungan pertama Raisi ke China terjadi beberapa hari setelah dia mengumumkan kemenangan atas gerakan protes nasional yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun, menyusul penangkapannya atas dugaan pelanggaran aturan berpakaian wanita Iran.

Pihak berwenang mengatakan ratusan orang, termasuk puluhan personel keamanan, tewas dan ribuan ditangkap selama protes yang umumnya mereka sebut sebagai "kerusuhan".

Pengadilan telah menghukum mati 18 orang sehubungan dengan protes tersebut, menurut penghitungan AFP berdasarkan pengumuman resmi. Empat orang telah dieksekusi, memicu kemarahan internasional.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap 'Kopdar' Dengan Putin, Xi Jinping Tiba di Uzbekistan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular