Jreng! RI Mau Ngutang US$ 600-an Juta ke Bank China, Ada Apa?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
13 February 2023 17:54
Pekerja dengan menggunakan alat berat melakukan bongkar muat Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (2/8/2022).  (CNBC Indoensia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja dengan menggunakan alat berat melakukan bongkar muat Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (2/8/2022). (CNBC Indoensia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah mengupayakan pinjaman ke China Development Bank (CDB) untuk menambal pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Sebelumnya, Indonesia dan China akhirnya menyepakati, pembengkakan biaya (cost overrun) proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,2 triliun.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, pinjaman yang dibutuhkan setidaknya untuk porsi Indonesia mencapai US$ 550 juta atau setara dengan Rp 8,3 triliun, untuk menambal biaya pembengkakan yang terjadi pada proyek.

"Itu porsi nanti yang kita butuhkan itu sekitar US$ 550 juta pinjamannya yang kita ajukan ke CDB, kita sedang negosiasikan struktur final dan harganya," kata Tiko, di Kompleks Parlemen, Senin (13/2/2023).

Dia berharap dalam beberapa dua minggu ke depan proses struktur final dan harga sudah bisa diputuskan hasilnya.

Pinjaman itu merupakan dari struktur pembiayaan proyek yang membuat China dan Indonesia yang ikut menanggung beban Cost Overrun. Di mana 25% berasal dari setoran ekuitas dan 75% berasal dari pinjaman hutang.

Kartika menjelaskan, disepakati dalam porsi pinjaman untuk pembengkakan pihak Indonesia menanggung 60% dan 40% dari konsorsium China.

"Porsinya (utang)kan 75%. Dari 75% itu 60% : 40%, di mana 60% dari kita dan 40% dari China. Jadi porsinya 75% kali US$ 1,2 miliar dikalikan 60% yang porsi kita, Sekitar US$ 597 (juta)," kata Tiko.

Selain itu dia mengungkapkan, pinjaman ini akan masuk pada PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang nantinya disetorkan dalam bentuk ekuitas ke PT KCIC.

Dalam kesempatan itu Menteri BUMN Erick Thohir juga mengatakan bengkaknya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bukan disebabkan korupsi, melainkan kenaikan harga hingga berbagai kebutuhan.

"Lalu kita lihat juga pada saat Covid ini supply chain sangat terganggu, artinya harga komoditas tinggi termasuk besi. Ini termasuk komponen cost overrun, jadi jangan sampai (dianggap) cost overrun ini seakan-akan ada korupsi," kata Erick.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat Bos Kereta Cepat Pamer, JKT-BDG Gak Sampai Sejam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular