Punya Target 1 Juta Barel Minyak, RI Perlu Tiru Negara Ini..

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
13 February 2023 17:05
INFOGRAFIS, 10 Kkks Utama Produksi Minyak
Foto: Infografis/10 Kkks Utama Produksi Minyak/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia diprediksikan akan kehabisan cadangan minyak bumi dalam 10 tahun mendatang. Hal itu disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif yang menyebutkan cadangan minyak Indonesia hanya cukup sampai 9 hingga 10 tahun ke depan.

Padahal, Indonesia memiliki target untuk memproduksi minyak bumi sampai dengan 1 juta barel per hari di tahun 2030 mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Praktisi Minyak dan Gas Bumi (Migas), Hadi Ismoyo mengungkapkan Indonesia perlu mencontoh wilayah di Amerika Selatan yaitu Guyana yang memiliki target yang sama untuk memproduksi minyak hingga 1 juta barel per hari di tahun 2027.

Hadi mengatakan, Guyana sudah memulai eksplorasi minyak mentah di tahun 2015 silam. Hingga saat ini, wilayah tersebut memiliki target produksi 1 juta barel per hari di tahun 2027. Hadi menyebutkan, dibutuhkan eksplorasi minyak hingga 12 tahun lamanya untuk mencapai target tersebut.

"Kita perlu meniru di Guyana 2015 mereka eksplorasi dan 2027 dia sudah come up dengan 1 juta barel. Dibutuhkan 12 tahun proses eksplorasi dan produksi," ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam Energy Corner, Senin (13/2/2023).

Hadi beberkan bahwa Indonesia perlu meniru Guyana, Amerika Serikat dalam proyek yang cepat atau fast track project dalam memproduksi minyak mentah. Selain itu, Indonesia juga bisa mencontek fiscal term yang diberlakukan di sana, yang mana fiscal term Guyana dinilai lebih menarik dibandingkan dengan Indonesia.

"Seperti itu, harus kita contoh dengan fast track project, dengan fiscal term menarik, dan kerja sama para kementerian," tambahnya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa visi dalam mencapai 1 juta barel minyak per hari merupakan visi presiden sehingga perlu dicapai secara bersama dan memerlukan kerja sama antara kementerian.

"Karena visi kita satu, visi presiden. Nggak ada visi ESDM, visi Menteri Keuangan, yang ada visi presiden untuk ketahanan nasional. Jadi mereka harus bersinergi," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan, pihaknya saat ini telah memetakan potensi area minyak dan gas bumi (migas) yang mempunyai prospek cukup bagus. Setidaknya masih terdapat 6-7 area baru yang berpotensi dapat dikembangkan untuk peningkatan produksi migas nasional.

"Kalau kita gak punya yang baru dengan konsumsi yang sekarang ya 9-10 tahun, tapi kita juga masih punya kurang lebih 6-7 potensi area baru yang bisa kita kembangin dan ini bisa juga meningkatkan kita punya," ujar dia saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (10/2/2023).

Adapun, potensi area migas tersebut menjadi ajang taruhan atau pembuktian untuk mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030.

Selain itu, pemerintah saat ini juga tengah mengharapkan tambahan produksi dari hasil kegiatan pengeboran sumur pengembangan di Blok Cepu maupun di Blok Rokan. Dengan begitu, tren penurunan produksi bisa ditekan.

"Targetnya di tahun ini ya di Rokan juga kita bisa nambah. Selain itu juga pengembangan ke depan dengan potensi-potensi area-area yang baru," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mendorong untuk ditemukannya temuan cadangan minyak baru sekelas Blok Cepu. Pasalnya, umur cadangan minyak nasional hanya tersisa 9,5 tahun lagi.

Oleh sebab itu, ia meminta agar pelaksanaan kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru dapat digenjot lebih maksimal. Adapun cadangan potensial (proven potential) minyak bumi hanya tersisa 4,17 miliar barel.

Sementara untuk gas, Indonesia memiliki cadangan sebesar 62,4 triliun kaki kubik (TCF). Adapun dengan jumlah tersebut, umur cadangan gas RI mampu bertahan hingga 18 tahun ke depan.

"Kurang lebih 9,5 tahun kalau tidak ditemukan cadangan baru sebesar Blok Cepu. Kalau tidak ditemukan cadangan baru tinggal segitu," ujar dia dalam Forum Kapasitas Nasional II 2022, di JCC Senayan, Kamis (28/7/2022).

Menurut Sugeng Indonesia sendiri memiliki 128 cekungan. Sementara dari 128 cekungan tersebut, yang telah dieksplorasi dan eksploitasi baru 60 cekungan. Namun persoalannya, dari 68 cekungan tersebut sebagian besar masuk ke laut dalam.

Artinya, dengan kondisi tersebut maka kegiatan eksplorasi dan eksploitasi akan semakin mahal dan membuat proyek menjadi kurang ekonomis. Oleh karena itu, ia mengusulkan perlu adanya insentif dan disinsentif baik fiskal maupun non fiskal.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pompa Minyak 1 Juta Barel, RI Punya 127 Proyek Sampai 2029

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular