Prabowo Sah Jadi Presiden RI, Gimana Nasib Industri Migas RI?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
22 March 2024 12:55
Calon presiden nomor urut 02 Praowo Subianto saat knferensi pers usai Penetapan Hasil Pilpres KPU 2024 di Kartanegara, Jakarta, Rabu (20/3/2024).  (REUTERS/Willy Kurniawan)
Foto: Calon presiden nomor urut 02 Praowo Subianto saat knferensi pers usai Penetapan Hasil Pilpres KPU 2024 di Kartanegara, Jakarta, Rabu (20/3/2024). (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas), Moshe Rizal mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi hulu migas di dalam negeri. Hal tersebut menyusul ditetapkan Prabowo Subianto sebagai Presiden RI selanjutnya menggantikan Joko Widodo (Jokowi).

Dalam visi-misi Prabowo, secara gamblang dikatakan bahwa bioenergi akan menjadi salah satu program unggulannya. Bahkan, Prabowo berjanji akan membawa Indonesia swasembada energi apabila terpilih menjadi Presiden.

Moshe pun khawatir dengan program bioenergi yang selalu digaungkan, akhirnya industri hulu migas tak lagi menjadi prioritas. Sementara, untuk menggenjot ketahanan energi, peran dari hulu migas sendiri tak bisa dilepaskan.



"Itu yang saya terus terang meraba juga, kita belum tahu seperti apa. Apakah ini nanti malah begitu gak dipedulikan, fokusnya hanya di bioenergi karena paparan nya seperti itu. Itu yang kita khawatirkan," kata Moshe kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/3/2024).

Moshe berharap, ke depan pemerintahan Prabowo tidak hanya fokus terhadap satu sumber energi saja. Menurut dia, pemerintah selanjutnya harus tetap konsisten untuk merealisasikan target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.

"Untuk capai itu macam-macam, iklim investasi harus digalakkan harus lebih ramah investor. Nasionalis itu harus dipatahkan karena kita butuh investor dari luar dan Pertamina perlu diperkuat," tambahnya.



Sebelumnya, Indonesian Petroleum Association (IPA) berharap Presiden Indonesia berharap Presiden selanjutnya dapat mempertahankan iklim investasi migas yang saat ini terlihat mulai membaik.

Direktur Eksekutif IPA Marjolijn Wajong mengatakan kondisi di sektor hulu migas saat ini memerlukan kegiatan eksplorasi yang cukup masif. Hal tersebut menyusul dengan banyaknya lapangan-lapangan migas yang sudah berusia tua dan tidak berproduktif.

Karena itu, Presiden dan Wakil Presiden mendatang setidaknya harus mempunyai pemahaman mengenai berbagai isu di sejumlah sektor, termasuk di hulu migas.

"Kami yang penting Presiden yang memahami isu-isu, tetapi kriteria untuk presiden kan macam-macam," kata Marjolijn dalam acara "Menanti Arah Pemimpin Baru di Sektor Migas", dikutip Jumat (2/2/2024).


(ven)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Senin! Prabowo Umumkan Sosok Cawapresnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular