Kabar Baik! Gegara China, Industri Baja RI Bakal Raup Cuan

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Jumat, 10/02/2023 13:55 WIB
Foto: foto/ Peresmian Pabrik Industri Baja PT. Krakatau Steel (persero) Tbk, Kota Cilegon, 21 September 2021/ Youtu: Setpres

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri baja nasional bakal ketiban rejeki dari China. Pasalnya, ada ekspektasi lebih tinggi atas prospek pertumbuhan ekonomi China tahun 2023 ini.

Padahal, sepanjang tahun 2022, pertumbuhan ekonomi China disebut sebagai yang terburuk dalam setengah abad terakhir. Namun, seperti dilansir Reuters (Rabu, 8/2/2023), Fitch menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun 2023. Dari ekspektasi 4,1% menjadi 5,0% menyusul diakhirinya kebijakan 'Nol-Covid'.

Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan, naiknya ekspektasi pertumbuhan ekonomi China membawa sentimen positif bagi industri baja nasional.


"Pertumbuhan ekonomi China diprediksi 5%, naik dari prediksi sebelumnya 4%. Naik karena sektor properti akan ditolong oleh Xi Jinping," kata Lionel kepada CNBC Indonesia, Jumat (10/2/2023).

"Jadi permintaan baja dari China bisa naik, industri baja kita akan cuan," katanya.

Lionel menambahkan, aktivitas pembangunan di proyek IKN memang turut memberi dampak positif. Namun, tak sesignifikan akibat sentimen dari China.

"Dari IKN ada dampak positif berupa kontrak-kontrak konstruksi pemerintah. Tapi karena swastanya masih ogah masuk, dampaknya tidak besar," ujarnya.

Sementara itu, Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) mencatat, ekspor baja nasional pada periode Januari-Februari 2022 melonjak jadi US$26,03 miliar. Di mana, sepanjang tahun 2021 tercatat masih di US$21,34 miliar.

Data BPS menunjukkan, ekspor baja nasional tahun 2021 melonjak jadi 13,81 juta ton dibandingkan tahun 2020 yang tercatat 9,23 juta ton.

China tercatat sebagai pasar ekspor terbesar dengan volume tahun 2021 melonjak jadi 7,50 juta ton dari tahun 2020 tercatat 5,94 juta ton.

Secara nilai, ekspor baja nasional ke China tercatat melonjak jadi US$12,8 miliar dibandingkan tahun 2020 yang tercatat US$7,54 miliar.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Dijaga, Sektor Padat Karya Didorong Tumbuh