Duh Sayang! Bappenas Akui Ekonomi RI Harusnya di Atas 5,3%

News - Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
09 February 2023 13:25
Keterangan Pers Menteri Terkait Rapat Terbatas, Kantor Presiden, 25 Agustus 2022 Foto: Keterangan Pers Menteri Terkait Rapat Terbatas, Kantor Presiden, 25 Agustus 2022.

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,31% yoy pada 2022 belum mencerminkan pertumbuhan potensialnya.

Menurut dia, ada banyak faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi itu, salah satunya belum maksimalnya peran anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebagai alat stabilisasi ekonomi atau automatic stabilizer saat ekonomi Indonesia tertekan selama masa Pandemi Covid-19.

"Potensi pertumbuhan kita sebenarnya cukup lumayan bagus tapi kita selama ini bergerak di bawah itu," kata Suharso dalam acara Inisiasi Bersama Visi Indonesia 2045 di kantornya, Jakarta, Kamis (9/2/2023).

Suharso mengaku, demi mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5%, selama ini ia sudah sering kali berbicara dengan Kementerian Keuangan supaya APBN bisa betul-betul berperan sebagai automatic stabilizer. Misalnya saat ekonomi RI tertekan akibat Covid-19 gelontoran dukungan fiskal bisa diterapkan untuk menjaga daya beli.

Namun, ia menganggap, peranan APBN itu belum optimal sehingga ekonomi RI pada 2023 baru bisa bangkit ke level 5,31%. Sebelum masa Pandemi Covid-19 pun kata dia ekonomi RI belum lagi mampu tumbuh seperti zaman kepemimpinan Presiden Soeharto di level 7-8%.

"Harusnya jadi prime mover, tapi mungkin cara-cara pandang ini agak berbeda sehingga kita belum kembali pada pertumbuhan ekonomi seperti yang kita peroleh di zaman orde baru yang bisa sampai 7-8%, padahal dari sisi basis yang kita miliki jauh lebih baik," kata Suharso.

Bappenas sendiri kini tengah merancang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 supaya ekonomi Indonesia bisa kembali pulih dan konsisten di kisaran 6%. Tingkat pertumbuhan ekonomi itu dibutuhkan supaya Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 dan keluar dari kategori negara berpendapatan menengah middle income trap.

Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, dalam RPJPN ini, pemerintah akan mengubah strategi Visi Indonesia supaya bisa menjadi negara maju pada 2045. Dari yang selama ini mendorong reformasi ekonomi menjadi transformasi ekonomi, sosial, dan tata kelola negara. Salah satu transformasi utama adalah mendorong produktivitas masyarakatnya.

Dengan transformasi ini, struktur ekonomi ditargetkan akan didominasi oleh sektor manufaktur yang porsinya menjadi 26,3% pada 2044 dari posisi 2021 hanya sebesar 19,3%. Sedangkan sektor pertanian akan menyusut porsinya dari yang sebesar 13,3% menjadi hanya sebesar 7%.

"Salah satu upaya transformasi ekonomi kita adalah meningkatkan produktivitas sehingga kita perlu geser struktur ekonomi kita ke arah yang lebih produktif dan kompleks, sehingga kita ekonomi kita tumbuh rata-rata 6% dan tidak boleh diiringi peningkatan emisi gas rumah kaca serta ketimpangan," ujar Amalia.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Duh, 20 Provinsi di RI Masih Masuk Kelas Berpendapatan Rendah


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading