Ekspornya Mau Disetop Jokowi, Cek Segini Produksi Emas RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan pentingnya hilirisasi komoditas tambang, sehingga bisa meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Tak tanggung-tanggung, Presiden pun berencana untuk menggencarkan hilirisasi sampai ke komoditas emas. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menggencarkan hilirisasi komoditas emas yaitu dengan melarang ekspor emas.
Lantas, seberapa besar produksi emas Indonesia selama ini?
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, Indonesia memproduksi emas sebesar 70-80 ton per tahunnya. Itu pun menurutnya sudah dalam bentuk logam emas, hasil pemurnian di dalam negeri, bukan lagi bijih.
Dia pun menyebut, Indonesia menempati posisi 12 besar negara penghasil emas di dunia. Adapun penghasil emas terbesar di dunia yaitu China, Australia, Rusia, dan Amerika Serikat.
Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi emas pada 2022 bahkan ditargetkan mencapai 94,9 ton.
"Indonesia menghasilkan emas sekitar 70 atau 80 ton per tahun. Indonesia, kita ya, ada dalam posisi kira-kira antara 10-12 dari penghasil emas dunia. Jadi rangking teratas itu masih dipegang China, Australia, Rusia, dan Amerika Serikat," ungkap Tony kepada CNBC Indonesia dalam Mining Zone, dikutip Kamis (9/2/2023).
Tony mengatakan, bila dibandingkan dengan China, Negara Tirai Bambu itu bisa menghasilkan emas hingga 370 ton per tahun. Di Amerika Serikat pun juga memiliki cadangan emas hingga 80 ribu ton. Namun begitu, dia mengatakan Indonesia merupakan salah satu pemain besar penghasil emas dunia.
"China itu produksi bisa 370 ton kira-kira per tahun. Jadi memang kita adalah salah satu pemain besar di dunia, 12 besar lah. Kalau seandainya dilihat tadi disampaikan bahwa cadangan devisa, kalau di Amerika Serikat itu untuk mem-back up cadangan mereka, mereka memiliki sekitar 80 ribu ton emas," paparnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli mengatakan Indonesia merupakan negara yang sedikit menyimpan emas sebagai cadangan devisa negara. Dia mengatakan, Indonesia berada di urutan ke-45 negara yang menyimpan devisa dalam bentuk emas.
"Saat ini cadangan emas yang dimiliki oleh Bank Indonesia masih tergolong sedikit, sekitar 78,6 ton, dibandingkan negara-negara lain. Indonesia berada di urutan 45 sebagai pemilik cadangan emas terbesar dunia," ungkap Rizal kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/2/2023).
Dia mengatakan, negara lain lebih banyak dalam menyimpan devisa negara dalam bentuk emas. Seperti yang dilakukan oleh negara Amerika Serikat yang memiliki cadangan emas sebagai devisa terbanyak di dunia.
Diikuti oleh negara Jerman yang memiliki emas sebanyak 3,3 ribu ton. Juga beberapa negara lain seperti Italia, Perancis, Rusia, China, Swiss dan Jepang.
"Delapan negara terbesar yang memiliki cadangan emas terbesar yaitu USA, Jerman, Italia, Perancis, Rusia, China, Swiss dan Jepang dengan masing-masing memiliki 8.133 ton, 3.355 ton, 2.451 ton, 2.436 ton, 2.298 ton, 1.948 ton, 1.040 ton dan 846 ton," jelas Rizal.
Padahal, bila dibandingkan dengan produksi emas di Indonesia, terhitung sedikit emas yang dijadikan sebagai devisa negara. Rizal membeberkan, produksi emas di Indonesia mencapai 70 ton per tahun. Hasil produksi tersebut justru banyak diekspor ke manca negara terutama Hongkong juga India.
(wia)