Properti Singapura Terguncang, Angka Pailit Melambung

News - Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
08 February 2023 22:02
Properti di Singapura Foto: The Straits Times

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor properti Singapura tengah mendapatkan ancaman besar setelah banyaknya angka pailit yang memicu maraknya lelang rumah hingga ruko di Negeri Jiran tersebut.

Ancaman ini diungkapkan oleh konsultan real estat Knight Frank. Fenomena ini terjadi di tengah kenaikan biaya hidup, kenaikan suku bunga dan pengurangan langkah-langkah dukungan pandemi.

Data Kementerian Hukum Singapura menunjukkan 3.648 orang mengajukan pailit tahun lalu, 15 persen lebih tinggi dari 3.160 permohonan yang diajukan pada 2021.

Knight Frank mencatat ada 420 daftar lelang pada tahun 2022. Jumlah ini, termasuk daftar berulang dan diprediksi dapat melonjak 40 hingga 50 persen menjadi sekitar 600 pada tahun ini.

Menurut laporan Knight Frank yang dikutip dari Channel News Asia, daftar tersebut mencakup 184 properti hunian pribadi yang disiapkan untuk dilelang oleh pemilik atau bank, serta 211 unit komersial termasuk toko ritel, kantor, dan ruang industri.

Selain itu, ada juga 11 ruko, 12 rusun pemerintah dan dua properti yang diklasifikasikan sebagai lain-lain. Dari jumlah tersebut, 40 properti dijual melalui lelang dengan total nilai penjualan kotor sebesar S$90,3 juta.

"Selain lebih banyak rumah yang disiapkan untuk dilelang, jumlah properti komersial dan industri yang ada di blok tersebut juga bisa meningkat. Ini karena lebih banyak usaha kecil dan menengah (UKM) keluar dari bisnis mereka di tengah prospek ekonomi yang suram," kata laporan Knight Frank.

Konsultan real estat Edmund Tie mengharapkan daftar lelang meningkat tetapi hanya menjelang paruh kedua tahun ini, karena bank akan membutuhkan beberapa bulan untuk mengambil kembali unit tersebut.

"Karena suku bunga terus meningkat, mereka yang terikat pada pinjaman rumah dengan suku bunga mengambang akan merasakan kesulitan," kata Joy Tan, Kepala Lelang dan Penjualan di Edmund Tie.

Seperti diketahui, Singapore Overnight Rate Average (SORA) tiga bulan - tolok ukur utama yang digunakan untuk menentukan harga pinjaman rumah - naik dari di bawah 0,2 persen pada Januari 2022 menjadi lebih dari 3 persen tahun ini.

"Mereka yang membeli properti mereka selama tahun booming properti 2021 dengan tarif tetap dua tahun akan menantikan pembiayaan kembali tahun ini, dan juga akan merasakan tekanan dengan tarif baru," ujar Tan.

Sampai sekarang, pasar lelang belum melihat dampak penuh dari kenaikan suku bunga. Bank mengatakan penyitaan tidak meningkat, meskipun lebih banyak pelanggan mencari untuk membiayai kembali pinjaman rumah mereka dengan suku bunga yang lebih baik.

UOB mengatakan belum melihat peningkatan signifikan dalam jumlah nasabah yang membutuhkan bantuan untuk pinjaman mereka. "Juga tidak terlihat adanya tekanan sistemik dalam portofolio hipoteknya," kata Kepala Layanan Keuangan Pribadi Grup Jacquelyn Tan.

Maybank juga mengatakan belum ada peningkatan yang nyata pada pelanggan yang mencari bantuan untuk pembayaran hipotek mereka. "Tetapi lebih banyak yang bertanya tentang paket pinjaman yang lebih murah dengan kenaikan suku bunga," ungkap juru bicara Maybank.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bayi-Bayi Singapura Bermunculan, Bye-bye Resesi Seks?


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading